“Pergerakan tanah yang mana imbasnya di RT 05. Pengembang pertama tidak kuat maka dialihkan kepada pengembang kedua dan berjanji bersama kami dan kelurahan untuk membuat Siring sesuai dengan spek, agar menahan tanah yang gerak tadi,” terangnya.
Akan tetapi pembuatan Siring tidak sesuai dengan spek yang mengakibatkan Siring tersebut longsor yang berdampak pada rumah warga. “Saya tau mereka memburu cepat membuat siring tapi salah prosedur,” ucapnya.
Adi menyampaikan kepada Dinas terkait untuk tidak mengeluarkan izin turunan dari izin prinsip sebelum fakta di lapangan jelas dan sudah teratasi.
Pada kesempatan itu, Ketua RT 05 Iskantri mengatakan rumah warga terkena banjir akibat parit ini tertutup.
Apabila ini tidak diperbaiki, maka banjir akan menyebarluas ke rumah warga lainnya. Setelah ada pembangunan ini banjir meluap dan mengakibatkan 11 Kartu Keluarga (KK) menjadi korban banjir.
“Saya ingin cepat ditangani supaya air yang mengalir di parit ini lancar, karena sebelumnya parit ini dalam dan lebar,” katanya.
Salah seorang warga RT 05 Widati mengungkapkan kekhawatirannya ketika hujan turun karena setiap hujan pasti banjir, karena paritnya tertutup. Apalagi rumah miliknya terdampak longsor akibat Siringan yang roboh.
Selama puluhan tahun tinggal di tempat ini tidak pernah mengalami banjir, tapi semenjak bulan November 2021 pertama kali mengalami banjir.
“Saya ingin tidak banjir lagi. Untuk siringan roboh ini siapa yang tanggung, nggak ada yang tanggung juga. Saya minta segera diatasi,” pungkasnya.