Menurutnya, pembongkaran besar-besaran tanpa kesiapan waktu dan logistik justru memperlambat penyelesaian pekerjaan.
“Pengerjaan seharusnya menyesuaikan dengan stok bahan dan kemampuan tenaga kerja. Tidak perlu membuka seluruh area sekaligus jika penyelesaiannya belum siap,” ujarnya.
Dari hasil evaluasi TWAP, diketahui bahwa keterlambatan bahan material menjadi salah satu hambatan utama proyek. Pasokan kanstin diketahui berasal dari tempat pencetakan di kawasan Palaran.
Namun, Sukisman menegaskan bahwa kendala tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk menelantarkan median jalan dalam kondisi terbuka terlalu lama.
“Bahan memang belum datang secara rutin, tetapi itu bukan alasan untuk membiarkan median terbengkalai. Pekerjaan yang tidak segera diselesaikan bisa mengganggu kenyamanan masyarakat,” ucapnya.
TWAP mendorong agar Dinas PUPR mempercepat penyelesaian proyek, mengingat Jalan Pahlawan merupakan jalur utama yang kerap dilalui warga maupun pejabat daerah.
“Jalan itu termasuk salah satu akses penting di pusat kota, bahkan sering dilalui oleh Wali Kota. Karena itu, penyelesaiannya sebaiknya diprioritaskan,” pungkasnya.





