Sekolah Terlalu Sibuk Mengejar Nilai, Lupa untuk Mendidik Hidup

oleh -
Editor: Ardiansyah
Ilustrasi pendidikan. Foto: Dok. BorneoFlash/Ardian
Ilustrasi pendidikan. Foto: Dok. BorneoFlash/Ardian

BorneoFlash.com, OPINI – Sekolah merupakan institusi formal yang dirancang untuk memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada peserta didik. Di dalamnya terdapat proses sistematis untuk mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai tertentu dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

 

Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga menjadi wadah pembentukan karakter dan kepribadian

 

Lebih dari sekadar lembaga pengajaran, sekolah seharusnya menjadi tempat anak-anak belajar tentang kehidupan. Makna sejati dari sekolah adalah membantu siswa tumbuh menjadi manusia yang utuh—berpikir kritis, memiliki empati, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan hidup. Pendidikan bukan hanya persoalan akademik, tetapi juga proses pembentukan watak dan pemahaman akan nilai-nilai kehidupan

 

Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Selain memberikan pengetahuan, sekolah berperan dalam menanamkan nilai moral, sosial, dan emosional yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Guru sebagai pendidik, bukan sekadar pengajar, memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing siswa menjadi pribadi yang seimbang antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

 

Namun, dalam praktiknya, banyak sekolah kini terlalu fokus pada pencapaian nilai akademik. Sistem pendidikan yang menilai kesuksesan siswa hanya berdasarkan angka di rapor membuat sekolah cenderung mengabaikan aspek lain yang tak kalah penting, yaitu pendidikan karakter dan pembelajaran tentang kehidupan nyata. 

 

Ujian nasional, akreditasi, dan peringkat menjadi tolok ukur utama. Sementara empati, kejujuran, dan keterampilan hidup sering kali tersisihkan. Siswa didorong untuk menghafal, bukan memahami; untuk mencapai angka tinggi, bukan untuk tumbuh menjadi manusia yang bijak dan tangguh. Akibatnya, banyak siswa yang secara akademik cemerlang, namun gagap ketika menghadapi persoalan kehidupan yang kompleks.

Baca Juga :  Pengukuhan Pengurus DP Ranting PP-PAUD, Sekda Berharap Anak PAUD Jadi Generasi Unggul 

 

Pendidikan merupakan jantung dari proses pembentukan manusia yang utuh, baik secara intelektual, emosional, maupun moral. Sekolah sebagai institusi formal memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi pendidikan. Namun, dalam praktiknya, banyak sekolah yang justru terjebak dalam sistem pendidikan yang mekanistik, menekankan hafalan, dan mengebiri daya kritis peserta didik. Di sinilah pemikiran Paulo Freire memberikan angin segar dan menjadi kritik tajam terhadap sistem pendidikan yang tidak membebaskan.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.