BorneoFlash.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah mempertimbangkan langkah strategis guna mengatasi dampak dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap keberlangsungan kantin sekolah.
Sejak diterapkan pada 20 Januari 2025 di SDN 004 Samarinda Utara, program ini diketahui menyebabkan penurunan omzet pedagang kantin hingga 50 persen.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, berencana melakukan evaluasi dengan meninjau langsung pelaksanaan program di sekolah tersebut.
Ia menegaskan bahwa sebagai program baru, MBG masih memerlukan kajian lebih mendalam guna memastikan manfaatnya tetap optimal tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap sektor usaha di lingkungan sekolah.
“Sebagai program yang baru dijalankan, terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji lebih lanjut, termasuk dampaknya, tidak hanya dari sisi manfaat yang diperoleh,” ujar Andi Harun di Rumah Dinas Wali Kota Samarinda, Jalan Letjend S Parman, pada Kamis (30/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa program MBG bertujuan memberikan asupan makanan bergizi bagi peserta didik.
Namun, ia juga menyadari bahwa keberadaan program ini turut mempengaruhi pendapatan pedagang kantin sekolah.
“Kami tentu memperhatikan hal ini agar para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang bergantung pada sektor kuliner, khususnya di lingkungan sekolah, tidak mengalami penurunan pendapatan secara drastis,” tambahnya.
Sebagai langkah solutif, Pemkot Samarinda berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dampak program MBG terhadap UMKM di sektor kuliner, terutama yang beroperasi di sekitar sekolah.
“Ke depan, pemerintah daerah akan merumuskan kebijakan terbaik agar semua pihak dapat merasakan manfaatnya. Kami akan turun langsung ke lapangan dan melakukan evaluasi agar pelaku usaha, seperti pemilik kantin sekolah, tetap dapat menjalankan usahanya tanpa terdampak negatif,” pungkas Andi Harun.