Airlangga pun mengapresiasi inisiatif Unair yang telah masuk ke platform pengadaan Vaksin Merah Putih, bersama lembaga Eijkman. Diharapkan vaksin itu segera masuk tahap uji coba Makaka (pengujian ke hewan).
Airlangga juga berharap adanya percepatan kerja sama dengan Biotis, yang akan masuk bulan Agustus perihal penelitian cara membuat obat yang baik oleh BPOM.
“Jika ini dapat terakselerasi maka Indonesia punya double engine, tidak hanya berbasis BUMN, tapi juga kerja sama perguruan tinggi dengan pihak swasta,” ucap Airlangga.
Ini membuat produksi vaksin dalam negeri kelak akan mencukupi kebutuhan Indonesia.
Dalam hal sertifikasi vaksin dari beberapa negara tersebut, Airlangga menilai malah menghalangi. Untuk itu pemerintah RI kini mendorong ke WHO bahwa vaksinasi ini tidak boleh dipolitikkan.
Bahkan Indonesia sendiri sudah meminta agar vaksin ini menjadi public goods, yang bisa diproduksi oleh siapa saja. Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus berusaha agar bisa memproduksi vaksin terutama dari riset di dalam negeri.
“Pemerintah berharap pada Eijkman dan Unair, dan beberapa perusahaan lain di dalam negeri untuk segera menciptakan vaksin dalam negeri,” ujar Airlangga.
Airlangga Hartarto dalam kesempatan itu juga menerima rekomendasi dari Fakultas Kedokteran Unair terkait penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air. Ketua KPCPEN ini mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam rekomendasi tersebut.