Selain itu, ia menyarankan agar pembangunan infrastruktur pengendalian banjir tidak lagi terfokus pada satu jalur aliran utama.
Menurutnya, dibutuhkan jalur alternatif sebagai sistem pembagi beban aliran air dari hulu ke hilir, guna mencegah meluapnya air ke kawasan padat penduduk di pusat kota.
Gagasan ini menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang yang akan dituangkan dalam master plan Sub-DAS Karang Mumus.
“Ini harus menjadi perhatian bersama. Kemungkinan minggu depan saya akan rapat kembali dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk membicarakan penambahan alokasi anggaran, agar wilayah Sungai Mahakam bisa ditangani lebih maksimal,”jelasnya.
Wagub Seno menilai, kolaborasi antara pemerintah daerah, pusat, dan stakeholder teknis seperti BWS sangat krusial dalam menyusun master plan yang mampu menanggulangi banjir secara jangka panjang dan berkelanjutan.
FGD ini diharapkan menjadi fondasi kuat untuk melahirkan solusi strategis dalam pengelolaan Sub-DAS Karang Mumus dan penanganan banjir di Samarinda ke depan. (*)