Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hak, kewajiban, dan peran serta dalam politik, masyarakat dapat menjadi aktor utama dalam membangun sistem politik yang lebih demokratis, adil, dan berkelanjutan. Partisipasi aktif warga negara bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
- Masyarakat dengan kesadaran politik rendah cenderung apatis
Jika masyarakat kurang memahami hak-hak politiknya, tidak kritis terhadap kebijakan, dan jarang terlibat dalam proses politik (seperti pemilu atau pengawasan terhadap pemerintah), mereka menjadi lebih mudah dipengaruhi, dibohongi, atau dimanfaatkan oleh penguasa.
- Penguasa lebih mudah melakukan manipulasi
Rendahnya partisipasi dan ketidakpedulian masyarakat memberi ruang bagi penguasa untuk: Membuat kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu, Menyebarkan propaganda atau informasi menyesatkan tanpa banyak perlawanan serta Melanggengkan kekuasaan melalui kecurangan pemilu, pembungkaman oposisi, atau pengendalian media.
- Siklus berulang
Manipulasi ini memperburuk lagi tingkat pendidikan politik masyarakat, menciptakan lingkaran setan: masyarakat tetap tidak sadar, manipulasi terus terjadi, dan demokrasi (atau sistem politik yang adil) semakin melemah.
- Minimnya kontrol dan akuntabilitas
Dalam situasi ini, penguasa merasa tidak perlu bertanggung jawab di hadapan rakyat, karena tahu bahwa rakyat tidak akan menuntut perubahan atau transparansi secara aktif.
Kesimpulan:
Rendahnya kesadaran politik masyarakat menciptakan peluang bagi penguasa untuk melakukan manipulasi kekuasaan. Sebaliknya, manipulasi kekuasaan semakin menekan perkembangan kesadaran politik masyarakat. Oleh karena itu, meningkatkan pendidikan politik rakyat menjadi kunci utama untuk mencegah manipulasi ini.
Kesadaran politik masyarakat adalah fondasi penting dalam menjaga kedaulatan rakyat dan mencegah berbagai bentuk manipulasi, seperti penyebaran hoaks, politik uang, propaganda menyesatkan, hingga penyalahgunaan kekuasaan.
Saat masyarakat memiliki kesadaran politik yang tinggi, mereka akan lebih kritis terhadap informasi yang diterima, berpartisipasi aktif dalam proses politik, seperti pemilu dan diskusi kebijakan, mengawasi kinerja pemimpin dan berani menuntut akuntabilitas, menolak politik transaksional yang merusak demokrasi dan mendorong lahirnya pemimpin yang berkualitas, bukan sekadar populer. Sebaliknya, rendahnya kesadaran politik membuka celah besar bagi pihak-pihak yang ingin memanipulasi opini publik dan melemahkan demokrasi dari dalam. (*)
Nama Penulis : Agus Priyono Marzuki S.Pd
No WhatsApp : 0857 9218 5490
E-mail : agus16priyono.marzuki@gmail.com