BorneoFlash.com , SAMARINDA— Antrean panjang pemeriksaan CT Scan dan MRI di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda dikeluhkan warga.
Pasien kerap harus menunggu hingga satu hingga dua bulan untuk mendapatkan jadwal pemeriksaan, yang tentu berdampak pada penanganan medis yang membutuhkan respons cepat.
Salah satu warga, Jerry (24), mengisahkan pengalamannya saat mendampingi pamannya yang mengalami stroke.
Ia menyebut telah mendaftar dan dijanjikan akan dipanggil, namun kenyataannya mereka baru mendapatkan giliran satu bulan kemudian.
“Saya mengantar paman saya untuk CT scan karena terkena stroke. Awalnya kami diminta menunggu panggilan, tetapi baru diproses setelah sekitar satu bulan,”ujarnya saat ditemui.
Ia berharap sistem antrean dapat diperbaiki agar pasien tidak perlu menunggu terlalu lama. “Daftar tunggunya sangat panjang. Saya harap ke depannya masyarakat bisa memperoleh pelayanan yang lebih cepat,”tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, menyatakan bahwa keterbatasan alat medis bukan hanya terjadi di RSUD AWS, tetapi juga di berbagai rumah sakit umum lainnya di Kalimantan Timur.
Menurutnya, penambahan fasilitas harus dilakukan secara bertahap.
“Permasalahan terkait alat medis dan infrastruktur tidak hanya ditemukan di Samarinda, tetapi juga di rumah sakit daerah lain seperti di Balikpapan. Oleh karena itu, penambahan fasilitas memang harus dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan,”jelas Sarkowi.
Ia juga menyinggung soal keterbatasan fiskal daerah yang menjadi hambatan utama dalam peningkatan layanan kesehatan. “Rumah sakit memang memiliki kewenangan pengelolaan dana sebagai BLUD. Namun, ketika kapasitas fiskal daerah menurun, maka belanja untuk pengadaan alat juga ikut terdampak,”lanjutnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspita Sari, mengakui bahwa kondisi alat yang sudah tua dan tingkat penggunaan yang tinggi menjadi penyebab utama lamanya antrean.
“Memang sebagian besar peralatan sudah berusia cukup lama dan intensitas penggunaannya tinggi. Itu menjadi faktor utama antrean panjang. Tapi jika hingga satu bulan menunggu, kami rasa tidak semua kasus seperti itu,”terangnya saat dikonfirmasi.
Indah menambahkan bahwa pihak rumah sakit sedang merencanakan peningkatan alat yang ada.
Namun, untuk saat ini, pengadaan unit baru belum memungkinkan karena keterbatasan dana.
“Kami berupaya untuk melakukan peningkatan kapasitas alat yang ada. Untuk pembelian alat baru, saat ini belum memungkinkan karena keterbatasan anggaran. Namun kami targetkan peningkatan alat bisa selesai tahun ini,”tutupnya. (*)





