Dalam program ini, mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif memanfaatkan potensi lokal dan merumuskan pendekatan akademik yang mendukung program pemerintah.
“Kami memotret potensi daerah, lalu mengolahnya secara akademik agar bisa menjadi kontribusi nyata untuk masyarakat. Saat ini Balikpapan menjadi kota pertama yang kami datangi, setelah itu akan menyusul Bontang, Kukar, dan Samarinda,” tambahnya.
Mahasiswa mahasiswi FUAD UIN Samarinda yang berasal dari Balikpapan, sekitar 100 orang. Namun, secara keseluruhan fakultas sebanyak 300 orang dari 1000 lebih total keseluruhan UIN Samarinda.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota H. Bagus Susetyo menyambut baik wacana kerja sama tersebut. Ia menilai kolaborasi ini sangat relevan, apalagi jumlah mahasiswa asal Balikpapan yang menempuh studi di UIN Samarinda cukup banyak.
“Ini jadi peluang bagus untuk membantu anak-anak Balikpapan yang sedang menempuh pendidikan di UIN. Bisa dalam bentuk dukungan pendidikan, maupun kegiatan pengabdian masyarakat di lingkungan kita,” ujar Bagus.
Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkot akan mempelajari proposal kerja sama yang diajukan FUAD bersama bagian kerja sama daerah. “Tinggal kita lihat implementasinya nanti, apa saja yang bisa dijalankan bersama,” tutupnya.
Pertemuan awal ini membuka jalan kolaborasi berkelanjutan antara UIN dan Pemkot Balikpapan, khususnya dalam menciptakan program-program pembangunan berbasis akademik yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
