BorneoFlash.com,JAKARTA – Pemerintah akan menggelar operasi pasar besar-besaran menjelang Ramadan dan Lebaran 2025 untuk mengendalikan harga pangan. Program ini akan dimulai pada 24 Februari 2025 dan mencakup 4.000 titik di seluruh Indonesia, termasuk 215 lokasi di kantor pos.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa pemerintah telah berkoordinasi dengan asosiasi pangan untuk memastikan kelancaran operasi pasar ini. Selain itu, pasar murah juga disiapkan di berbagai daerah guna membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau.
Selama Ramadan, konsumsi pangan meningkat 20-30%, terutama untuk komoditas hortikultura seperti cabai yang harganya cenderung naik akibat curah hujan tinggi. Harga telur juga berpotensi meningkat karena permintaan tinggi untuk pembuatan kue. Operasi pasar ini bertujuan menjaga harga tetap terkendali, di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan Penjualan (HAP), tanpa merugikan petani serta peternak.
Selain operasi pasar, pemerintah bersama sektor swasta telah menyiapkan pasokan pangan untuk Gerakan Pangan Murah (GPM) Ramadan 2025. Beberapa target distribusi meliputi:
- Minyak goreng MinyaKita: 70 ribu kiloliter (50 ribu kiloliter dari Bulog, 20 ribu kiloliter dari ID FOOD).
- Gula konsumsi: 50 ribu ton (43 ribu ton dari PTPN, 7 ribu ton dari ID FOOD).
- Bawang putih: 20 ribu ton dari 21 pelaku usaha.
- Daging kerbau beku: 19 ribu ton (10 ribu ton dari stok PT Berdikari, 9 ribu ton dari PT PPI).
- Beras: 100 ribu ton yang akan didistribusikan oleh Bulog di seluruh Indonesia.
Dengan total distribusi 189 ribu ton berbagai komoditas utama dan 70 ribu kiloliter MinyaKita, pemerintah berharap langkah ini dapat menekan lonjakan harga pangan selama Ramadan dan Lebaran 2025. (*)