BorneoFlash.com,BALIKPAPAN – Persoalan banjir menjadi salah satu permasalahan Balikpapan yang banyak mendapat perhatian warga.
Plt Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Balikpapan, Zulkipli mengatakan banjir di kota Balikpapan memang bukanlah hal baru. Seperti tercatat dalam sejarah pada tahun 1979 dimana pada waktu itu Balikpapan masih relatif hutan dan belum ada pembangunan dan pembukaan lahan secara massif.
Termasuk juga belum ada perumahan Balikpapan Baru maupun lainnya yang dapat mempengaruhi kodisi daerah aliran sungai (DAS) Ampal. Namun, kawasan kampung damai sudah mengalami banjir bandang besar, air setinggi atap rumah.
Bahkan, taman Kebun Binatang DAM Balikpapan hancur diterjang banjir sehingga tidak bisa beroperasi lagi, hingga sampai ada orang yang terbawa arus air hingga tersangkut di atas pohon.
Seperti adanya siklus banjir besar Balikpapan 10 tahunan pada tahun 2002, tahun 2012 dan tahun 2022. Banjir pada tahun 2002 sampai merendam Pasar Sepinggan, sehingga para pedagang mengalami kerugian besar.
Masyarakat Balikpapan yang bermukim di kawasan-kawasan rawan banjir seperti di kawasan Das Ampal Jalan beller dan Gang Mufakat Kampung Damai, tentu sudah memiliki mitigasi antisipasi banjir, membangun rumah panggung dan mempersiapkan evakuasi diri saat terjadi banjir.
Kata Zulkipli bahwa banjir di Balikpapan pada umumnya terjadi di Kawasan DAS, sehingga pengendalian banjir yang dilakukan oleh Pemerintah Kota berbasis DAS.
Zulkipli menyebutkan terdapat 8 DAS di Kota Balikpapan dengan 88 titik banjir, yaitu DAS Somber dengan 12 titik banjir, DAS Wain 1 titik banjir, DAS Pandansari 4 titik banjir, DAS Klandasan Kecil 9 titik banjir, DAS Ampal 32 titik banjir, Das Lamaru-Solok Api 3 titik banjir, DAS Batakan-Manggar 14 titik banjir dan DAS Sepinggan 12 titik banjir.
“Data emperik Dinas PU mencatat sesungguhnya sudah terjadi penurunan jumlah titik banjir dari waktu ke waktu, dimana pada tahun 2021 terdapat 79 titik banjir, tahun 2022 ada 60 titik banjir, dan tahun 2023 ada 57 titik banjir,” jelasnya pada hari Kami, 5 September 2024.
Menurut catatan Info Bencana Balikpapan pada tahun 2024 terdapat 38 titik banjir. Luas cakupan kawasan banjir tersebut diatas adalah seluas 244 ha, hanya 2,06% dari luasan kawasan permukiman di Kota Balikpapan seluas 11.826 ha, atau hanya seluas 0,47% dari seluruh luas wilayah Kota Balikpapan 51.644 ha.
Penanggulangan banjir memerlukan dukungan kemampuan anggaran yang besar dalam membangun sapras terutama drainase dan bendali pengendalian banjir, tertib kesesuaian kegiatan memanfaatan ruang dan perilaku Masyarakat.
Dari aspek anggaran kebutuhan untuk DAS Prioritas saja memerlukan dana Rp 2,6 T, khusus DAS Ampal yang memiliki sebaran titik banjir paling banyak 32 titik banjir memerlukan dana sekitar Rp 1,6 T, sehingga pengerjaan DAS Ampal tahun 2023/2024 pada titik banjir di Global Sport,
perumahan Wika dan Jalan MT. Hayono dengan dana Rp 135 M, baru sekitar 9% dari rencana keseluruhan Masterplan DAS Ampal.