
Oleh karena itu, tentu saja upaya penanggulangan banjir memerlukan waktu yang panjang secara bertahap, upaya bersama antara pemerintah, kalangan dunia usaha swasta dan masyarakat, sangat diperlukan secara terus menerus dan harus saling mendukung.
Pemerintah Kota Balikpapan telah menetapkan langkah pengendalian banjir
secara terencana dalam dokumen Masterplan drainase tahun 2005, dan telah direvisi menyesuaikan dengan perkembangan tahun 2013 dan terakhir revisi masterplan tahun 2022.
Pada sisi Pemerintah, upaya penanggulangan banjir tentu saja harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan rekomendasi masterplan.
Beberapa kegiatan Pemerintah Kota dalam mewujudkan hal tersebut, antara lain yakni pembangunan beberapa segmen saluran drainase, dengan memperlebar saluran mengacu pada dimensi saluran yang disusun dalam master plan sebagai acuan dimensi minimum.
Program dan kegiatan tahun 2024 meliputi Drainase Jalan Sukarno hatta KM 17 Karang joang; Drainase RT 34 Kelurahan Karangjoang (Lanjutan); Drainase RT 32 Kelurahan Karang Joang (Lanjutan); Drainase Saluran Sekunder Straat III Hulu; Saluran Primer Sepinggan (lanjutan).
Selanjutnya, Saluran Primer Lamaru; Saluran Primer Batakan Besar; Saluran Sekunder Balikpapan Baru; Saluran tersiaer Ampar lestari I; Drainase Jalan Ruhui Rahayu; Jalan Tepo Kelurahan Karangjoang; Penanganan Bendali Telaga sari; Peningkatan Bendali Blok I.
Termasuk, Pembangunan Bendali Gunung Bahagia; Pembangunan Bendali Gang Kantil (lanjutan); Peningkatan Primer Klandasan Kecil; Saluran Sekunder Sepinggan Baru; Drainase RT. 54 Manggar; Drainase Jalan Sultan Hasanuddin Kelurahan Karangjoang; Saluran Primer Telindung.
Kedua dengan mempertahankan tampungan-tampungan air yang sudah ada, dengan pekerjaan revitalisasi bendali-bendali seperti ditahun 2024 dilakukan pekerjaan perbaikan dan penataan bendali Telagasari, bendali Blok 1, Bendali Gang Kantil, bendalai Gunung Bahagia, bendali Balikpapan Baru.
Ketiga dengan menambah tampungan baru dengan melakukan pembebasan lahan 10 hektar bendali Ampal Hulu. Serta meningkatkan koordinasi dengan pemerintah Provinsi dan Pusat dalam peningkatan saluran drainase dan bendali, diantaranya pembangunan drainase Depsos atas dan bawah, normalisasi bendali Wonorejo yang dilaksanakan oleh SDA PUPR Provinsi Kaltim.
Kelima dengan adanya peningkatan peran serta masyarakat dan lembaga dalam pemeliharaan saluran drainase, sehingga fungsi drainase menjadi maksimal diantaranya dengan kegiatan Padat Karya, Gaban (gerakan bersih saluran) dan Karya Bhakti TNI.
Keenam dengan melakukan kegiatan normalisasi saluran baik yang dilakukan oleh UPT Drainase dan Boseem ataupun bekerjasama dengan pihak ketiga. Pembangunan pintu air dengan sistem pompa – Pompa Saluran Primer Ampal.
Kedelapan melakukan pembangunan drainase bersamaan dengan penataan pedestrian, sehingga fungsi drainase maksimal dan penambahan estetika kota, dengan tetap mempertimbangkan pemeliharaan drainase dengan menyediakan manhole dan tali air yang memadai.
Selama masih dalam kondisi potensi banjir pada kawasan disekitar 8 DAS dan 88 titik banjir tersebut diatas, maka Pemerintah Kota selain harus terus melakukan upaya- upaya penanggulangan banjir tersebut diatas secara konsisten dan berkelanjutan.
“Yang juga penting dilakukan adalah menyiagakan kegiatan taktis operasional bagi warga yang terdampak banjir, seperti memastikan kesiapsiagaan petugas dan perlengkapan evakuasi warga, menyediaan pagan saat warga mengalami gangguan beraktivitas memasak di rumah ketika banjir, serta melakukan pengaturan kemacetan lalu lintas yang terhambat di titik-titik jalan yang banjir,” jelasnya.


 
													


