Ketika Siber Menggusur Budaya Lama Bermedia

oleh -
Editor: Ardiansyah
Mohammad Nasir, Sekretaris Jenderal Serikat Media Siber Indonesia, dalam Indonesia 4.0 Conference and Expo yang diselenggarakan PT Naganaya Indonesia di Grand Ballroom Jakarta International Expo, Kamis (24/8/2023). Foto: HO.
Mohammad Nasir, Sekretaris Jenderal Serikat Media Siber Indonesia, dalam Indonesia 4.0 Conference and Expo yang diselenggarakan PT Naganaya Indonesia di Grand Ballroom Jakarta International Expo, Kamis (24/8/2023). Foto: HO.

Namun kemudahan dan kenyamanan itu berujung duka. Diiringi “badai” internet. Semua serba internet. Pertumbuhan media berbasis internet, yang disebut media online atau media siber tumbuh di mana. Kebiasaan membaca lewat media cetak tergerus. Belanja iklan sebagian beralih ke media digital. 

Media cetak kehilangan sebagian besar pemasukan iklan. Satu per satu media cetak tutup. Seluruh dunia media cetak, seperti koran, tabloid, dan majalah banyak yang gulung tikar dan tutup. 

Era digital menjadi membudaya, menggusur tradisi bermedia lama. Cara mendistribusikan media berbeda, tradisi newsroom berubah, karena setiap menit berita bisa disiarkan melalui media online. 

Jurnalisme pun mulai berubah. Berita yang belum dikonfirmasi kebenarannya boleh tayang, sambil menunggu dilengkapi hasil konfirmasi. Semua dilakukan demi kecepatan. 

           Terjadi Disrupsi

Saat itu kemudian terjadi disrupsi teknologi dan sosial di mana-mana. Masyarakat beralih ke digital dalam mencari informasi. Perusahaan media pers digital banyak tumbuh di mana-mana. Sementara media pers cetak banyak yang tutup untuk selamanya. Sebagian diantaranya bermigrasi ke online. 

Ketika terjadi perubahan pekerjaan media dengan semangat kebaruannya di perusahaan media, dapat diperkirakan perguruan tinggi yang mempunyai jurusan jurnalistik ikut terkena disrupsi. Lulusannya tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan, karena apa yang diajarkan kepada mahasiswa berbeda dengan tuntutan lapangan kerja. 

Mohammad Nasir, Sekretaris Jenderal Serikat Media Siber Indonesia. Foto: DOK Pribadi.
Mohammad Nasir, Sekretaris Jenderal Serikat Media Siber Indonesia. Foto: DOK Pribadi.

Praktis perguruan tinggi harus “belanja” ilmu jurnalisme baru, melakukan penelitian untuk memperoleh pengetahuan terbaru. Ada perguruan tinggi yang kemudian merekrut dosen dari kalangan praktisi media online, untuk memenuhi kebutuhan link and match dengan dunia kerja. 

Sebut saja salah satu perguruan tinggi di Jakarta, Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) yang merekrut praktisi dari media siber untuk menjadi dosen di fakultas komunikasinya. 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.