Strategi tersebut sekaligus mendukung amanat Asta Cita Pemerintah Indonesia demi terwujudnya swasembada energi. “Kami menerapkan praktik-praktik terbaik untuk mempertahankan tingkat produksi dan menahan laju penurunan produksi alamiah agar dapat mendukung tercapainya ketahanan energi Indonesia,” tutur Setyo.
Peresmian first cut of steel Proyek Manpatu menandai dimulainya tahap fabrikasi struktur dari proyek yang juga akan menopang keberlanjutan produksi WK WK Mahakam. Hal ini sekaligus menunjukkan keberhasilan Subholding Upstream Pertamina dalam menjaga kesinambungan proyek strategis migas di tengah tantangan industri yang ada, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kualitas kerja.
Proyek Manpatu merupakan pengembangan lanjutan dari temuan sumur eksplorasi Manpatu di Lapangan South Mahakam, sekitar 35 km sebelah tenggara Kota Balikpapan atau 60 km sebelah selatan Terminal Senipah. Klaster South Mahakam terdiri dari empat lapangan gas yang sudah berproduksi, yaitu Lapangan Stupa, Mandu, Jempang-Metulang dan Jumelai, dengan kedalaman air berkisar 45–60 meter.
Anjungan Manpatu akan dibangun di atas lokasi sumur MPT-1X dengan pipa penyalur sekitar 3 km yang disambung ke anjungan eksisting, yaitu MD-1, dengan target produksi mencapai 80 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Kedua proyek itu merupakan bagian dari upaya PHM untuk menjaga dan meningkatkan produksi gas nasional. (*)