Perang Dagang Memanas: Trump Ancam Tarif 50% ke China, Picu Kepanikan Pasar Global

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membawa daftar negara yang dikenakan tarif impor dalam acara di Rose Garden bertajuk Make America Wealthy Again, di Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025.(AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membawa daftar negara yang dikenakan tarif impor dalam acara di Rose Garden bertajuk Make America Wealthy Again, di Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025.(AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

BorneoFlash.com, WASHINGTON DC Presiden AS Donald Trump, Senin (7/4/2025), mengancam tarif baru 50% terhadap China dan menegaskan tidak akan menghentikan kebijakan proteksionisnya. Pernyataan ini memicu gejolak di pasar keuangan global.

 

“Saya hormati China, tapi mereka tak bisa terus seperti ini,” kata Trump di Gedung Putih.

 

China merespons dengan tarif balasan 34% terhadap produk AS, mulai Kamis. Washington mengancam total tarif bisa naik hingga 104% jika Beijing tak mundur.

 

Pasar Saham Anjlok

Ketegangan ini memicu aksi jual global. Bursa Hong Kong turun 13,2%, penurunan harian terburuk dalam hampir 30 tahun. Indeks Tokyo turun hampir 8%, Frankfurt sempat jatuh 10%, dan Wall Street kembali melemah. Bitcoin ikut terjun, sementara dolar AS menguat.

 

China dan Eropa Bersikap

Kedutaan China di AS menyebut ancaman bukan cara menjalin kerja sama. Trump tetap keras, membatalkan pertemuan dengan delegasi China, meski masih membuka peluang negosiasi.

 

Tarif dasar 10% terhadap impor global berlaku Sabtu. Mulai Rabu, tarif terhadap produk China naik jadi 34%, Uni Eropa 20%.

 

Menkeu AS Scott Bessent menyebut beberapa negara tengah berunding untuk keringanan tarif.

 

Sementara itu, Uni Eropa menggelar rapat di Luksemburg bahas balasan. Prancis dan Jerman dorong pajak atas raksasa teknologi AS. Irlandia khawatir langkah ini bisa memperparah ketegangan.

 

Ancaman Inflasi dan Resesi

Ekonom dan pelaku pasar mengkritik langkah Trump. CEO JPMorgan, Jamie Dimon, memperingatkan risiko inflasi dan perlambatan ekonomi. Senator Republik Ted Cruz mengkhawatirkan dampak politik jika terjadi resesi.

 

Meski dikritik, Trump yakin kebijakan tarif akan memulihkan manufaktur AS. “Jangan Lemah! Jadilah Kuat dan Sabar!” tulisnya di media sosial sebelum pasar Wall Street dibuka. (*)

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.