BorneoFlash.com, JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), mengakui bahwa penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax sempat menurun akibat isu pengoplosan. Namun, penurunan tersebut hanya terjadi pada 25 Februari 2025.
“Penurunan itu hanya satu hari, 25 Februari,” ujar Pelaksana Tugas Harian (Pth) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo, di Jakarta, Rabu (26/2/2025), dikutip dari Antara. Ia menjelaskan bahwa penjualan Pertamax turun sekitar 5 persen, tetapi rata-rata penjualan harian tetap stabil.
Ega menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak pernah mengoplos produk Pertamax. Ia juga memastikan bahwa penambahan zat aditif dalam BBM tidak mengubah spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Lemigas, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurutnya, zat aditif yang ditambahkan justru memberikan manfaat bagi pengguna, seperti menjaga kebersihan mesin, mencegah karat, dan meningkatkan kenyamanan berkendara. Selain itu, terminal utama BBM menerapkan proses injeksi warna (dyes) untuk membedakan produk agar lebih mudah dikenali masyarakat.
Ega menegaskan bahwa terminal penyimpanan BBM milik Pertamina Patra Niaga tidak memiliki fasilitas pencampuran (blending) untuk produk gasoline. “Kami tidak mengubah spesifikasi. Kami menjual atau memasarkan Pertamax sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan Ditjen Migas. Penambahan aditif merupakan nilai tambah yang kami berikan kepada masyarakat sebagai bagian dari strategi pemasaran,” jelasnya. (*)