BorneoFlash.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) menjalin kerja sama strategis dengan Energy Exemplar untuk memperkuat keandalan sistem kelistrikan Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan pemodelan energi, seiring dengan rencana peningkatan kapasitas energi terbarukan (EBT) dalam peta jalan ketenagalistrikan nasional.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan bahwa sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya didominasi pembangkit berbahan bakar batu bara akan beralih ke EBT, seperti surya dan angin, yang sifatnya intermiten. Hal ini menambah kompleksitas sistem kelistrikan. Menjelang 2040, PLN menargetkan 75% kapasitas kelistrikan berasal dari EBT, termasuk surya, angin, hidro, geotermal, dan nuklir.
Untuk mendukung transisi energi, PLN merancang pengembangan pembangkit fast-response dan battery energy storage system (BESS) untuk menstabilkan pasokan listrik. Selain itu, PLN juga mempersiapkan pengoperasian Smart Grid, mencakup sistem kelistrikan terdigitalisasi dari pembangkit listrik pintar hingga smart metering di pelanggan.
Dengan peningkatan kapasitas EBT yang jauh dari pusat permintaan energi, PLN merencanakan jalur transmisi hijau sepanjang 70.000 km untuk menghubungkan pembangkit EBT di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Pemodelan energi berbasis spasial menjadi kunci untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan energi di seluruh Indonesia.
Kerja sama dengan Plexos Energy Modelling System diharapkan membantu merancang sistem kelistrikan yang lebih tangguh dan melakukan studi perbandingan dengan sistem kelistrikan negara lain. PLN mengadopsi sistem ini setelah mempelajarinya bersama International Energy Agency (IEA) di Eropa dua tahun lalu. (*)