BorneoFlash.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) melaporkan lonjakan signifikan transaksi di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), dengan peningkatan lima kali lipat dalam setahun terakhir.
Fenomena ini dipicu oleh semakin banyaknya mobil listrik asal China yang beredar di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ini memberikan tantangan besar bagi PLN.
“Kami melihat bahwa jumlah transaksi di SPKLU meningkat lima kali lipat per tahun,” ujar Darmawan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta.
Ia menambahkan, PLN tengah mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang kian meningkat.
“Tahun 2025, kami sudah agak gemetaran. Kalau transaksi terus meningkat, kami harus menambah SPKLU, terutama di rest area,” katanya.
Menurut Darmawan, salah satu pendorong utama lonjakan transaksi ini adalah kehadiran merek mobil listrik asal China yang penjualannya meningkat pesat.
“Penjualan mobil listrik dari salah satu merek China ini benar-benar menggila, sehingga jumlah mobil listrik di jalanan melonjak drastis,” ujarnya.
Pada momen Lebaran 2024, transaksi SPKLU tercatat mencapai 12.600, meningkat dari 2.500 transaksi pada tahun sebelumnya. Berdasarkan tren tersebut, PLN memproyeksikan angka transaksi di SPKLU akan mencapai 64.600 pada Lebaran 2025.

Untuk menghindari antrean panjang pengisian daya, PLN telah merencanakan pembangunan lebih banyak SPKLU di berbagai lokasi strategis.
“Jika tidak, akan terjadi antrean luar biasa. Oleh karena itu, kami sudah mengambil langkah antisipasi,” tegas Darmawan.
Langkah strategis ini menunjukkan komitmen PLN dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan. (*)