Sementara itu, Pjs Wali Kota Balikpapan, Ahmad Muzakkir, S.T.,M.Si., mengatakan bahwa penghargaan ini adalah buah kerja keras dari kawan-kawan di seluruh jajaran Pemerintah Kota Balikpapan, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2018 tentang kawasan sehat tanpa rokok.
“Saya berbangga atas apresiasi yang diperoleh, tetapi juga menjadi bahan kita untuk evaluasi secara internal terkait penerapannya. Tentu kita ingin ke depan jauh lebih baik, terutama dalam hal penerapan, evaluasi monitoring yang sangat penting. Jadi dilakukan evaluasi monitoring secara terus-menerus untuk mengantisipasi,” jelasnya saat ditemui usai menerima penghargaan.
Dalam perda ini sudah mengatur kawasan yang menjadi lokus dari penerapan Perda tersebut. Perda ini menyesuaikan dengan kondisi, baik dari kawasan maupun jenis rokok yang beredar saat ini. “Yang menjadi tantangan kita adalah bagaimana monitoring dan evaluasi sekaligus peningkatan kawasan, peningkatan kesehatan masyarakat sebagai dampak dari rokok itu sendiri,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Dra. Alwiati menyampaikan Balikpapan sudah punya Perda Nomor 3 tahun 2018 tentang kawasan sehat tanpa rokok. “Ini sudah menjadi komitmen kita semua, bagaimana menerapkan kawasan tanpa rokok terutama di tempat umum, tempat ibadah tempat bermain serta sekolah,” ujarnya.
Hal ini sebagai upaya untuk mencegah perokok pemula, agar tidak meningkat. Pasalnya, perokok pemula itu semakin meningkat akhir-akhir ini terutama pada pengguna rokok elektrik. Perda KTR ini penting sekali dilaksanakan, karena ini sangat erat kaitannya dengan upaya untuk menurunkan stunting di Balikpapan.
“Angka kesakitan tuberkulosis cukup tinggi di Balikpapan, karena memang perokok kita juga masih banyak. Dari hasil kunjungan rumah yang dilakukan dalam program Indonesia sehat, salah satu yang masih raport merah kita adalah perokok ” ucapnya.
Kegiatan dihadiri sekitar 500 peserta diantaranya Kepala Daerah Kabupaten Kota penerima penghargaan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota seluruh Indonesia beserta jajaran. Kegiatan ditutup dengan bincang santai Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, dr Bima Arya Sugiarto.