Bambang Susantono: Pengelolaan Air dan Manajemen Bencana di Nusantara Gunakan Metode Digitalisasi dan Solusi Berbasis Alam

oleh -
Editor: Ardiansyah
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono saat acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, pada Minggu, (19/05/2024). Foto: HO/Humas OIKN
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono saat acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, pada Minggu, (19/05/2024). Foto: HO/Humas OIKN

“Sebagai contoh, di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, terdapat pondok pesantren Hidayatullah di Kecamatan Sepaku. Di dalam sekolah seluas 10 hektar ini, terdapat basin retensi alami yang merupakan sumber air bersih vital. Basin ini mendukung kebutuhan sekolah dan masyarakat sekitar, dengan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan,” sebut Bambang.

 

Otorita Ibu Kota Nusantara berkomitmen untuk mengadopsi konsep “kota spons” yang memanfaatkan solusi berbasis alam. Otorita IKN juga bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), untuk mengembangkan rencana induk pengendalian banjir dan drainase. Nusantara juga mengintegrasikan komponen kota pintar, seperti Manajemen Air Cerdas dan Sistem Peringatan Dini, untuk memastikan ketahanan kota.

 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, siap bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Otorita IKN, untuk menghadapi perubahan iklim melalui pengelolaan air bersih yang baik. Basuki menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan memastikan akses air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat.

 

“Kami (KemenPUPR) selalu mendalami setiap kemitraan dengan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya air. Kita sudah banyak melihat bagaimana perubahan iklim sangat berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan sosial-ekonomi warga dunia, di mana hal ini salah satunya bisa kita antisipasi dengan pengelolaan sumber daya air yang baik dan benar dengan berbagai pihak yang saling bersinergi,” ucap Basuki.

Bambang Susantono menekankan bahwa transformasi digital dapat menyediakan data yang luas untuk analisis mendalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sistem air. Foto: HO/Humas OIKN
Bambang Susantono menekankan bahwa transformasi digital dapat menyediakan data yang luas untuk analisis mendalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sistem air. Foto: HO/Humas OIKN

Sebagai penutup, Bambang Susantono mengajak semua pihak untuk terus bekerja keras dalam mengatasi tantangan terkait air, perubahan iklim, dan ketahanan dengan memanfaatkan teknologi dan solusi berbasis alam. Air bukan sekadar sumber daya, tetapi esensi yang menopang kehidupan dan ekosistem. Bambang berharap WWF yang akan datang dapat menghasilkan semangat yang kuat untuk melindungi sumber daya air bagi generasi mendatang.

Baca Juga :  Kesan dan Harapan Para Influencer Terhadap IKN

 

Pertemuan HELP ke-23 ini dipimpin oleh Han Seung-Hoo, mantan Perdana Menteri Korea. Selain itu, hadir pula Mark Harbers, Menteri Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda. (*/Biro SDM dan Humas OIKN)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.