Sejak saat itu, kata Alinda, bukan hanya design produk yang diinovasi lebih baik lagi, jenis item yang diproduksi pun bertambah.
“Setelah pelatihan semakin beragam produk yang kita buat. Seperti sandal, koper, kotak alat kecantikan, kotak tisu dan lainnya. Hasil produknya pun semakin halus dan cantik, bahkan kita sering dibantu memasarkan produk,” ucapnya.
Pasca PT Buma tidak beroperasi lagi di Kabupaten Paser, dukungan terhadap produk UKM Paser menurut Alinda diambil alih PT Kideco Jaya Agung.
Seiring berkembang Paser8 Kriya Purun, kata Alinda, jumlah pengrajin anyaman purun di Desa Tepian Batang bertambah. Paser8 Kriya Purun bahkan melatih generasi muda untuk melestarikan produk tradisional khas Paser.
Meski pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penjualan, namun tidak mempengaruhi antusias warga untuk menjadikan Desa Tepian Batang sebagai Destinasi Wisata kerajinan anyaman purun.
Sekarang Paser8 Kriya Purun sudah bisa memberi warna hitam ke bahan purun, sehingga anyaman bisa menghasilkan kombinasi motif dan warna yang lebih beragam dan berdaya saing.
“Item produk disesuaikan trend pasar, selalu giat memasarkan sendiri, aktif mengikuti event pameran untuk mendukung pembangunan Kabupaten Paser yang Maju Adil dan Sejahtera (Paser MAS),” pungkasnya.
(Adv/Aas)