Teknikal
Secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia sudah memberikan outlook bullish (tren naik) bagi emas sejak pertengahan tahun lalu, dan menargetkan emas mencapai rekor tertingginya lagi.
Dalam analis tersebut, dilihat dari grafik bulanan disebutkan jika emas mampu menembus US$ 1.800/troy ons, maka peluang mencapai rekor tertinggi akan semakin besar.
Emas saat ini sudah di atas level tersebut, dengan catatan tidak turun jauh lagi ke bawah US$ 1.800/troy ons, cuma masalah waktu logam mulia ini akan mencapai rekor tertinggi.
Sementara untuk short term, target kenaikan ke US$ 1.818/troy ons nyaris tercapai kemarin. Target kenaikan tersebut diberikan setelah emas berhasil break out level US$ 1.744/troy ons yang merupakan batas atas pola Rectangle pada hari Senin (22/6/2020).
Pola Rectangle menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways, dengan batas bawah di US$ 1.670/troy ons. Rentang batas bawah ke batas atas pola Rectangle sebesar US$ 74, jadi ketika batas atas berhasil ditembus maka target penguatan emas juga sebesar US$ 74 dari batas atas US$ 1.744/troy ons.
Artinya, target penguatan emas ketika pola Rectangle ditembus adalah US$ 1.818/troy ons.
Selanjutnya jika US$ 1.818/troy ons berhasil dilewati dengan meyakinkan, target penguatan harga emas selanjutnya di US$ 1.845/troy ons.
Sementara itu, indikator stochastic masih berada di wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.
Koreksi berisiko membawa harga emas ke level US$ 1.800 yang kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika dilewati, emas berisiko terkoreksi ke US$ 1.788/troy ons.
Sumber : TIM RISET CNBC INDONESIA