BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Perdagangan (Disdag) memastikan bahwa Pasar Inpres menjadi prioritas utama program revitalisasi pada tahun 2026 mendatang.
Proyek ini direncanakan menelan anggaran sekitar Rp45 miliar dan akan menghadirkan wajah baru pasar tradisional dengan konsep modern, tertib, dan higienis.
Kepala Disdag Kota Balikpapan, Haemusri Umar, mengatakan bahwa revitalisasi ini merupakan salah satu program strategis Pemkot dalam memperkuat sektor perdagangan rakyat sekaligus meningkatkan kualitas fasilitas publik bagi masyarakat.
“Wali Kota masih memprioritaskan Pasar Inpres. Anggarannya sudah tersedia sekitar Rp45 miliar, dan mulai 2026 akan dibangun dengan konsep revitalisasi,” ujar Haemusri, pada Senin (3/11/2025).
Untuk memastikan aktivitas ekonomi tetap berjalan selama proses pembangunan, pemerintah telah menyiapkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) bagi para pedagang. TPS ini dirancang agar pedagang tetap bisa berjualan tanpa mengganggu proses revitalisasi yang akan dilakukan bertahap.
Haemusri menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan tahap awal sosialisasi kepada pedagang dan pengurus pasar. Sosialisasi lanjutan akan dilaksanakan setelah Detail Engineering Design (DED) selesai dan desain akhir pasar disetujui.
“Tahap pertama sosialisasi sudah kami lakukan bersama Badan Pengelola Aset Daerah (BKAD). Selanjutnya, kami akan kembali turun ke lapangan setelah DED selesai, agar pedagang tahu seperti apa rancangan pasar yang baru,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa relokasi bersifat sementara dan terencana, dengan jaminan fasilitas dasar di TPS seperti listrik, air, dan keamanan tetap terpenuhi.
Lebih lanjut, Haemusri menyebut revitalisasi ini bukan sekadar perbaikan fisik, melainkan transformasi menyeluruh terhadap tata kelola pasar rakyat. Pasar Inpres akan disulap menjadi pasar modern dengan fasilitas tertata, area dagang terorganisasi, serta lingkungan yang lebih nyaman dan representatif bagi pedagang maupun pembeli.
“Konsepnya revitalisasi, bukan sekadar perbaikan. Kita ingin pasar yang lebih nyaman, bersih, dan representatif bagi pedagang maupun pembeli,” tegasnya.
Melalui proyek ini, Pemkot berharap daya saing pasar tradisional dapat meningkat di tengah pesatnya pertumbuhan ritel modern. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat posisi Balikpapan sebagai pusat perdagangan di Kalimantan Timur.
Haemusri menambahkan, seluruh proses akan dilakukan secara transparan dan melibatkan berbagai pihak, termasuk BKAD, pengurus pedagang, serta perangkat daerah terkait.
“Kami ingin semua pihak memahami tujuan revitalisasi ini. Pedagang tidak perlu khawatir, karena Pemkot menjamin keberlangsungan usaha mereka selama proses pembangunan,” tutupnya. (Adv)





