BorneoFlash.com, TEKNO – Penjahat siber memanfaatkan aksi demo besar-besaran di sejumlah kota untuk melancarkan modus baru pencurian data. Mereka menyebarkan file APK berbahaya yang dikemas seolah-olah sebagai video demo.
Akun Instagram @cyberity.network mengungkap salah satu kasus penipuan tersebut dengan membagikan tangkapan layar file APK berukuran 78 MB yang disebarkan melalui pesan WhatsApp, lengkap dengan panduan instalasi.
“Teman-teman harus lebih waspada. Penipu sudah beraksi memanfaatkan momen dengan menyebar video demo palsu yang ternyata APK spam,” tulis akun tersebut, Senin (1/9).
Peringatan serupa juga disampaikan Bank Syariah Indonesia (BSI) melalui akun X resmi. BSI menegaskan bahwa APK berbahaya bisa mencuri data pribadi, membajak ponsel, hingga merusak sistem jika diinstal.
“Waspadai file .APK yang sering dikirim lewat chat, email, maupun media sosial! File ini bisa menyamar jadi undangan digital, tagihan pajak, resi paket, atau video demo terbaru,” tulis BSI.
Mereka menambahkan, “Jika pengguna menginstalnya tanpa sadar, file berbahaya tersebut bisa meretas data pribadi, mengaktifkan kamera dan mikrofon tanpa izin, bahkan merusak sistem pada HP.”
Fenomena ini menunjukkan bahwa penjahat siber kerap memanfaatkan isu viral untuk menjebak masyarakat. Rasa ingin tahu publik dijadikan umpan agar target mau mengunduh aplikasi berisi malware.
File APK sendiri merupakan format distribusi aplikasi Android yang biasanya tidak tersedia di toko resmi seperti Google Playstore. Karena itu, file APK yang beredar melalui tautan chat maupun media sosial sangat rawan berisi malware.
Sejauh ini, modus APK sudah menyamar dalam berbagai bentuk, mulai dari undangan pernikahan, informasi ekspedisi, surat tilang palsu, hingga kini berkedok video demo. (*)
