BorneoFlash.com, TANA PASER – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah antisipatif terhadap meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut.
Dalam kurun waktu lima bulan terakhir, tercatat 145 kasus DBD yang tersebar di berbagai kecamatan, dengan satu orang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Kepala Dinkes Paser, Amri Yulihardi, mengatakan pihaknya telah mengambil sejumlah langkah penanganan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Kami sudah menginstruksikan seluruh puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. Kegiatan fogging, pembagian abate, serta peninjauan langsung ke lapangan juga sudah dilakukan,” ujar Amri, pada Jumat (6/6/2025).
Dinkes Paser juga secara aktif melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga untuk mengidentifikasi tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk. Selain itu, mereka turut memeriksa proyek air bersih Pamsimas.
“Kami sarankan agar penampungan air yang ditemukan ada jentiknya segera ditutup atau dikuras secara berkala,” tambah Amri.
Menurut Amri, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap PHBS menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kasus DBD, terutama di wilayah pesisir di mana masyarakat masih bergantung pada penampungan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kami imbau agar tempat penampungan air dibersihkan setidaknya seminggu sekali, agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” tegasnya.
Selain faktor perilaku, kondisi lingkungan yang tidak terjaga, terutama masalah sampah, turut memicu peningkatan kasus DBD.
“Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dengan baik berpotensi menjadi tempat genangan air, yang kemudian memicu berkembangnya jentik nyamuk. Kami harap pengelolaan sampah ke depan bisa lebih optimal,” pungkasnya. (*/Adv)