Komitmen SKK Migas Jaga Keseimbangan Antar Eksplorasi dengan Lingkungan SKK Migas juga berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara eksplorasi energi dan keberlanjutan lingkungan. Salah satu contoh adalah proyek di area persawahan di Wajo dan Banggai, Sulawesi Tengah.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat terkait dampak terhadap produksi padi. Oleh karena itu, kami berkomitmen memberikan kompensasi hingga tiga kali lipat dari nilai lahan yang digunakan,” ungkapnya.
Selain itu, ia menyebutkan pentingnya komunikasi dengan masyarakat melalui peran media untuk memberikan pemahaman tentang industri hulu migas.
“Kami sangat terbantu jika media bisa memberitakan secara mendidik kepada masyarakat, karena jaringan komunikasi kami terbatas,” ucapnya.
Azhari juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,6 juta barel minyak per hari.
“Subsidinya besar sekali, sehingga jika produksi dalam negeri meningkat, subsidi bisa dialihkan untuk kebutuhan lain seperti infrastruktur atau pendidikan,” ujarnya.
Azhari menambahkan, eksplorasi di laut dalam sedang menjadi prioritas, meskipun biaya pengeboran bisa mencapai Rp1 triliun tanpa jaminan hasil.
“Kami tetap optimis untuk mencari sumber-sumber baru demi swasembada energi,” jelasnya.
Diperkirakan 4,7 Miliar Barel Potensi Cadangan Migas Indonesia
Pada kesempatan sama, Koordinator Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Kalsul Faizal Abdi optimis Swasembada energi yang menjadi cita-cita 1 juta barel target produksi di 2030 dapat terealisasi.
Berdasarkan pada data potensi cadangan yang dimiliki Indonesia diperkirakan 4,7 miliar barel.