Arif memaparkan kronologi kasus dari tanggal 10-23 Maret 2024. Dari analisa tersebut, didapatkan seorang yang mengedarkan barang tersebut, sehingga pihaknya melakukan penangkapan terhadap tersangka Y.
“Kami berhasil menemukan dan melakukan penggeledahan dengan barang bukti sabu seberat 910 gram dan uang tunai sebesar Rp1.046.000.000 di kediaman Y di Samarinda,” ungkapnya.
Selanjutnya dilakukan interogasi singkat terhadap Y, ternyata barang tersebut diterima dari seorang berinisial S dan A. Dari salah satu tersangka tersebut, diperoleh informasi bahwa tersangka berada di salah satu daerah Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
“Kami mencoba mencari tahu melalui saint crime investigasi, mengetahui dari salah satu tersangka di salah satu daerah Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak,” jelasnya
Pada tanggal 23 Maret 2024, melalui saint crime investigasi tersangka berada di salah satu daerah Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian, tim menuju ke sasaran dan berhasil menemukan warga S asal Sabah. “Ditemukan barang bawaan dari tersangka tersebut di dalam tas hitam narkotika jenis sabu sebanyak 6 Kg atau enam bungkus,” sebutnya.
Saat dilakukan interogasi singkat, tersangka S mengakui bahwa teman berinisial P yang keberadaan di sebuah hotel dengan membawa barang bukti narkotika. Pihaknya berhasil mengamankan barang bukti sabu seberat 25 kilogram sabu.

“Kami lakukan konsolidasi dan melakukan interogasi secara pengembangan. Tentunya dari pengembangan tersebut kami mencoba menganalisa kembali apakah masih ada jaringan yang lain,” imbuhnya.
Dari pengungkapan tersebut, pihaknya berhasil mengantongi beberapa nama dan keberadaan para tersangka atau para bandar yang lain sebagai pemasok di Kalimantan Timur. “Barang yang kami sita di Pontianak, akan kami salurkan ke wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur,” katanya.
Memang benar jaringan dari Kalimantan Barat yang mana daerah tersebut berdekatan dengan daerah tetangga. Dari para tersangka diperoleh informasi bahwa para pengedar dari daerah tetangga yang memberikan barang itu sampai ke Indonesia. “Kami sudah bersurat dan berkoordinasi dengan BBC hubungan internasional, untuk bisa mengembangkan kasus tersebut,” serunya.