Wabah yang disebabkan oleh bakteri itu memicu diare parah pada kalangan tentara Israel, terutama yang dikirim bertempur di Jalur Gaza.
Dilansir Middle East Monitor, Jumat (8/12/2023), sejak awal perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober lalu, banyak restoran, jaringan pemasok makanan, dan individu-individu menyumbangkan makanan kepada para tentara Israel.
Namun, menurut para dokter Israel seperti dilaporkan surat kabar Yediot Ahronoth, kondisi penyimpanan makanan yang buruk, ditambah penyaluran dan persiapan yang tidak maksimal, telah menyebabkan peningkatan penyakit pencernaan, diare parah dan demam tinggi di kalangan tentara Israel.
“Diare telah menyebar di kalangan tentara di wilayah selatan (Israel), di berbagai wilayah konsentrasi, dan kemudian menyebar di antara tentara-tentara yang berperang di Gaza,” kata Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Dr Tal Bros, dalam penjelasannya.
“Kami mendiagnosis infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri, penyakit sangat berbahaya yang telah menyebar di kalangan petempur di Gaza,” ucapnya.
Disebutkan juga bahwa mewabahnya penyakit yang dipicu bakteri ini berdampak pada kondisi para tentara Israel dan pelaksanaan operasi tempur.
“Jika infeksi menyebar di antara 10 tentara dalam satu kompi infanteri, dan mereka mengalami demam setelah suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak sehat lagi untuk berperang dan mereka membuat diri mereka terkena risiko kematian,” ujarnya memperingatkan.