Menurut Bambang IKN Nusantara dibangun dengan konsep Forest City. Ini merupakan langkah Indonesia untuk melakukan mitigasi perubahan iklim.
Sebesar 65% wilayah IKN Nusantara akan menjadi hutan tropis melalui reforestasi, sebesar 10% menjadi area taman dan produksi pangan dan 25% untuk area kota. “Tujuannya Nusantara akan menjadi carbon-neutral city pada 2045,” katanya.
Bambang juga menyampaikan ada banyak peluang investasi di IKN, seperti jalan tol, ekosistem kota pintar, low carbon energy, pengembangan bandara Sepinggan serta ekowisata. “Saat ini sudah ada tiga investor yang siap masuk untuk membangun hunian bagi aparatur sipil negara, dan ada 90 investor yang sudah menandatangani LOI,” katanya.
Duta Besar Swiss untuk Indonesia Olivier Zehnder mengatakan kekagumannya dengan rencana dan visi serta misi IKN. Mereka juga sangat antusias dengan konsep IKN terutama sebagai Forest City. Zehnder juga mengungkapkan tertarik untuk menjajaki kerjasama di berbagai bidang terutama kerjasama ekonomi terkait pembangunan IKN. “Saya akan membantu untuk membawa pengusaha kami ke IKN,” kata Zehnder.
Selain itu, menurut Zehnder, pemerintah Swiss juga siap melakukan transfer pengalaman untuk penguatan di bidang pendidikan termasuk di sektor wisata. “Kami punya banyak akademisi, peneliti juga korporasi yang memiliki keahlian untuk membantu IKN, setelah kunjungan ini tentu kami akan segera menindaklanjuti,” tutup Zehnder.
Dalam kunjungannya ke IKN, rombongan Duta Besar Swiss juga berkeliling melihat berbagai perkembangan pembangunan di IKN. Seperti diketahui, hunian pekerja konstruksi (HPK) sebanyak 9 tower dari 22 tower sudah siap digunakan. Di area ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti masjid, klinik hingga tempat makan.