” Nanti setiap pembeli harus bawa KTP, pagi kita sudah kasih nomor antrian pake nomor antrian kaya di bank itu, terus tunjukkan KTP baru dilayani.
Tetapi tidak menutup kemungkinan, saudara-saudara kita dari Kecamatan lain kebetulan ke Barong itu kita kasi. Nanti jari yang sudah ambil itu di celup karena hari ini saya melihat ada satu orang bisa dua tiga jerigen,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat tampak antusias mengantre untuk membeli minyak goreng sambil membawa jerigen ukuran lima liter.
Mereka mengaku senang sekaligus merasa sangat terbantu dengan adanya minyak goreng curah tersebut dengan harga yang sangat terjangkau.
” Senang sekali rasanya ada minyak goreng murah karena selama ini kan minyak goreng memang lagi susah sudah gitu harganya mahal. Pastinya saya pribadi merasa sangat terbantu dan bisa jualan gorengan lagi,” kata Widya warga yang tinggal di Simpang Raya, Barong Tongkok.
Terkait kewajiban membawa KTP saat membeli minyak goreng curah tersebut, warga mengaku sama sekali tidak keberatan.
” Gak apa-apa sih bawa KTP, yang masalah itu minyak goreng gak ada. Karena kalau bawa KTP itu kan supaya bisa didata juga siapa saja yang sudah ambil jatah. Jadi tidak dobel supaya yang lain juga kebagian,” kata Mamat warga Barong Tongkok.
Rencananya, penjualan minyak goreng curah tersebut akan terus berlanjut pada hari-hari berikutnya di wilayah Kutai Barat dengan lokasi yang berbeda setiap harinya.
(BorneoFlash.com/Lis)