Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono, memanfaatkan momen ini untuk mengajak diaspora Indonesia turut berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar mengenai IKN.
“Kami butuh bantuan Bapak-Ibu diaspora untuk menyebarkan fakta tentang IKN ke lima benua. Masih banyak informasi keliru yang beredar. Dua atau tiga tahun ke depan, kami berharap Bapak-Ibu bisa kembali ke sini dan menyaksikan IKN yang makin berkembang,” ujarnya.
Salah satu diaspora yang hadir, Evi Yuliana Siregar, dosen dan peneliti di Meksiko, mengaku terharu melihat kemajuan IKN secara langsung.
“Seperti mimpi melihat kemegahan karya anak bangsa di IKN. Kami siap mendukung promosi IKN di negara tempat kami tinggal,” ucap Evi penuh semangat.

Melalui pertemuan ini, IKN ditegaskan bukan hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga ruang kolaborasi global—tempat bertemunya arsitektur, seni, semangat kebangsaan, dan keterlibatan diaspora.
Sesi ini menjadi momentum penting untuk membangun narasi bahwa IKN adalah wajah baru Indonesia yang berdaulat, modern, dan membanggakan di mata dunia—sebuah ruang dialog hidup yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan bangsa. (*/Humas Otorita IKN)





