Di tahun 2023, menurut Dony, Program Akar basah berhasil mendaur ulang 7,8 ton limbah plastik HDPE menjadi float yang berkualitas dan tahan lama sehingga mengurangi potensi peningkatan timbulan puluhan ton limbah botol plastik berbahan PET untuk pertanian rumput laut.
“Dengan adanya program ini, petani rumput laut dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp 385.800.000 (USD 24.839) dari penggantian botol bekas dengan produk float ramah lingkungan,” jelas Dony.
Di ajang kali ini yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara di Asia Pasifik, ditampilkan berbagai pendekatan pragmatis terhadap transisi energi, serta topik-topik yang menekankan langkah-langkah dan strategi praktis yang diperlukan untuk menavigasi kompleksitas peralihan menuju sistem energi yang lebih bersih.
Sejalan dengan tema APOGCE 2024, program Akar Basah mewakili salah satu topik yang membahas sifat industri energi yang beragam, terutama dalam kategori Environment/lingkungan.
“Kini sekitar 200 petani rumput laut sudah menggunakan produk float baru yang tahan lama dan lebih ramah lingkungan sehingga keberlangsungan bisnis dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiring,” imbuhnya.
Keberhasilan Program Akar Basah telah membawa masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya pengolahan sampah plastik, memahami nilai ekonomi yang terkandung di dalamnya dengan melakukan daur ulang atau menjualnya dalam bentuk cacahan plastik.
”Kita berharap Program Akar basah ini dapat menginspirasi peserta yang hadir dari berbagai negara tentang langkah-langkah kecil dan inovasi yang membawa industri hulu migas menjadi pendorong keberlanjutan lingkungan dan masyarakat dimanapun beroperasi,” pungkasnya. (*)