PT PHKT Dukung Pemberdayaan Wanita, Manfaatkan Limbah Sabut Kelapa di Penajam Paser Utara

oleh -
Editor: Ardiansyah
Produk utama dari sabut kelapa adalah cocopeat dan cocofiber yang dapat diolah menjadi beragam produk pupuk organik dari cocopeat, pot media tanam anggrek, cocomesh, cocoblock, coco matras, kerajinan topi, kerajinan sepatu, gantungan kunci, tempat ATK, tempat tisu, dan lampu tidur. Foto: HO/PHKT
Produk utama dari sabut kelapa adalah cocopeat dan cocofiber yang dapat diolah menjadi beragam produk pupuk organik dari cocopeat, pot media tanam anggrek, cocomesh, cocoblock, coco matras, kerajinan topi, kerajinan sepatu, gantungan kunci, tempat ATK, tempat tisu, dan lampu tidur. Foto: HO/PHKT

Program ini, menurut Dharma, telah berhasil meningkatkan penghasilan masyarakat binaan sebesar Rp 288.000.000 per tahun serta bisa mengatasi masalah lingkungan dengan pemanfaatan limbah sabut kelapa mencapai 108 ton per tahun, mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 248,4 ton CO2/tahun, dan memberdayakan 15 anggota kelompok wanita.

 

“Kelompok binaan KIM telah meraih penghargaan sebagai UMKM dengan varian produk terbanyak, pada Forum Kapasitan Nasional III yang diselenggarakan oleh SKK Migas pada tahun 2023,” imbuhnya. 

 

Selain itu, dalam Kunjungan Kerja Ibu Negara RI bersama Ibu-Ibu dari OASE KIM (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju), PHKT memfasilitasi local hero binaan program Pusaka dalam booth showcase produk binaan Pertamina Group yang mengangkat tema Pelatihan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos dan Eco Enzyme di Kantor Kepala Desa Tengin Baru, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara pada hari Kamis (12/09/2024).

 

Produk utama dari sabut kelapa adalah cocopeat dan cocofiber yang dapat diolah menjadi beragam produk olahan antara lain pupuk organik dari cocopeat,  pot media tanam anggrek, cocomesh, cocoblock, coco matras, kerajinan topi, kerajinan sepatu, gantungan kunci, tempat ATK, tempat tisu, dan lampu tidur, sampai dengan produk cocomesh yaitu jaring sabut kelapa yang bagus guna menahan longsor tanah, dan mulsa organik untuk pertanian.

 

Ketua koperasi KIM Rusni Pebriyanti menjelaskan bahwa program ini telah berlangsung sejak tahun 2016, namun sejak adanya pendampingan dari PHKT membuat produksi semakin banyak dan pesat. Sebelumnya, sebulan hanya memproduksi sebanyak 10 jenis kerajinan, namun kini hal tersebut berkembang hingga mencapai hingga 50 jenis kerajinan setiap bulan. 

Baca Juga :  Bimtek Rekonsiliasi Barang Milik Daerah, Bupati Mahulu: "Aset Harus Ditata dan Dikelola dengan Baik
Program Pemanfaatan Ulang Sabut Kelapa (PUSAKA) di Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Foto: HO/PHKT
Program Pemanfaatan Ulang Sabut Kelapa (PUSAKA) di Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Foto: HO/PHKT

“Program pengelolaan sampah sabut kelapa ini memberikan berkah dan dampak ekonomi yang baik untuk masyarakat, dimana PHKT memberikan support penuh kepada kami untuk mengelola sampah sabut kelapa dan menjadikan produk yang sangat unik dan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi,” ujarnya. 

 

Melalui Program PUSAKA, PHKT turut mendukung pencapaian tujuan berkelanjutan atau SDGs, khususnya Tujuan 1 tentang menghapus kemiskinan, Tujuan 5 tentang kesetaraan gender, Tujuan 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan Tujuan 13 tentang penanganan perubahan iklim. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.