Optimalkan Produksi di WK Blok Nunukan, PT PHENC Siapkan Revisi POD 1 Lapangan Badik dan West Badik 

oleh -
Editor: Ardiansyah
Salah satu fasilitas anjungan lepas pantai yang dikelola Grup PT Pertamina Hulu Indonesia di Regional 3 Kalimantan. Pertamina terus berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi (pengembangan) lapangan-lapangan migas guna mendukung pencapaian target produksi nasional. Foto: IST/PT PHI
Salah satu fasilitas anjungan lepas pantai yang dikelola Grup PT Pertamina Hulu Indonesia di Regional 3 Kalimantan. Pertamina terus berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi (pengembangan) lapangan-lapangan migas guna mendukung pencapaian target produksi nasional. Foto: IST/PT PHI

BorneoFlash.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) tengah menyiapkan revisi rencana pengembangan (POD) 1 untuk Lapangan Badik dan West Badik yang berlokasi di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. 

 

Berdasarkan rencana tersebut, kegiatan pengeboran diharapkan dapat dimulai pada awal 2027 sehingga produksi gas kedua lapangan dapat diperoleh (onstream) pada kuartal keempat 2027.

 

Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani mengatakan, Pertamina terus berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi (pengembangan) lapangan-lapangan migas guna mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia di 2030. 

 

“Kami terus melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru sebagai langkah strategis mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang kami kelola,” kata Handri. 

 

PHENC beroperasi di bawah koordinasi PHI-Regional 3 Kalimantan

 

Pengembangan Lapangan Badik dan West Badik merupakan bagian dari rencana kerja PHENC dalam mengoptimalkan produksi di Wilayah Kerja (WK) Blok Nunukan. Hasil revisi POD 1 akan diajukan ke SKK Migas untuk mendapatkan persetujuan.

 

Selain kedua lapangan di atas, WK Nunukan masih memiliki potensi lain, di antaranya Lapangan Parang yang diperkirakan memiliki sumber daya sebesar 91 Billion Cubic Feet (BCF) berdasarkan perhitungan hasil pengeboran tiga sumur eksplorasi, yakni Parang 1 (tahun 2016-2017), Parang 2 dan Parang 3 (2020-2021). 

 

Perkiraan tersebut sudah dicatatkan dalam pelaporan sumber daya minyak dan gas bumi berdasarkan status per 1 Januari 2024.

 

Handri mengharapkan dukungan para pemangku kepentingan di sekitar wilayah operasi WK Nunukan agar rencana pengembangan Lapangan Badik dan West Badik berjalan lancar. 

 

“Kami meyakini bahwa keberlangsungan investasi migas Perusahaan akan memberikan dampak berganda bagi pengembangan ekonomi, lapangan kerja, pertumbuhan bisnis lokal, pendapatan pemerintah, dan peningkatan kemandirian masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Gubernur Kaltim Terima Keluhan Warga Terkait Antrean BBM dan Ajak Investor Bangun SPBU

 

Selain itu, keberlanjutan operasi dan bisnis Perusahaan sangat penting dalam mendukung kebijakan transisi energi Pertamina serta pencapaian target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030. 

 

“Kami menerapkan inovasi dan teknologi untuk dapat meningkatkan recovery rate sumur-sumur migas onshore dan offshore di wilayah Kalimantan,” kata Handri. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.