Sementara itu untuk di pasar tradisional dan warung-warung kecil, Disdagkop Kubar juga masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Kementerian Perdagangan melalui Disperindagkop Provinsi.
Sebab, saat ini di kota-kota besar juga kebanyakan masih menggunakan harga lama.
“Sama seperti di Kota Samarinda, yang baru satu harga ini cuma di ritel modern. Lagipula kalau di Kubar ini kan dapat barangnya lewat sana juga. Jadi kita masih terus lakukan koordinasi agar minyak goreng satu harga ini bisa terlaksana sepenuhnya,” jelasnya.
Ambrosius pun mengimbau kepada seluruh masyarakat di Bumi Tanaa Purai Ngeriman untuk bisa bersabar dan tidak panik sehingga melakukan monopoli pembelian.
Sehingga melakukan pembelian dalam jumlah besar di ritel modern khususnya di Indomaret yang sudah menerapkan minyak goreng satu harga ini.
“Belilah secukupnya saja, karena ini subsidi dari pemerintah untuk banyak orang. Untuk itu, kita minta pengelola ritel modern khususnya sekarang Indomaret agar membatasi pembelian sementara waktu ini. Maksimal pembelian hanya 2 liter saja tiap pembeli,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Lis)