Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin SE, M.Sc, M.Fin mengatakan,”Indonesia akan terus memperkuat komitmen untuk memastikan pelaksanaan pengarusutamaan gender, perlindungan hak perempuan, pemberdayaan perempuan baik itu di tingkat Nasional maupun global. Kami akan terus mengawal isu-isu ini, bagaimana mengurangi kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan.
Kita juga siap untuk menyusun kebijakan dan program-program yang tentunya untuk menutup kesenjangan gender secara menyeluruh. Hal ini tentunya sejalan dan menjadi bagian dari prioritas Presiden yang tertuang dalam yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020 – 2024 yang secara eksplisit dituangkan dalam Peraturan Presiden.
Partisipasi aktif dan komitmen Indonesia telah diakui oleh berbagai negara di dunia oleh karena itu, ini merupakan momentum yang tepat untuk menciptakan peluang, membuka dialog dan berdiplomasi untuk bersama-sama berkolaborasi dengan berbagai negara dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan hak perempuan dan sebagainya.
Komitmen dan semangat ini akan kita wujudkan nantinya melalui presidency Indonesia pada Ministerial Conference on Women’s Empowerment 2022. Kami berharap agar seluruh elemen pemerintah, swasta, lembaga masyarakat, dunia usaha , media dan akademisi untuk dapat memanfaatkan momentum ini agar memberikan perhatian terhadap implementasi upaya-upaya pemberdayaan perempuan, mewujudkan kesetaraan gender dan memenuhi hak-hak perempuan terutama di Indonesia.”
Ketua KOWANI, Hadriani Uli Silalahi mengatakan, “Presidensi G20 perlu perencanaan yang matang di tingkat Ministerial, Working Group, dan Engagement Groups baik dari segi substansi dan teknis. Kami sebagai bagian dari Engagement Group W20, memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran presidensi Indonesia di Tahun 2022. Untuk itu, kami didukung oleh Kantor Sherpa G20 Indonesia, mewakili pemerintah Indonesia menghadiri G20 Ministerial of Women Conference untuk melakukan observasi sebagai usaha persiapan.”
Uli Silalahi menambahkan, kegiatan kami selama di Italia, berpusat pada pemetaan proses diplomasi yang terjadi di dalam pertemuan Internasional sehingga kedepannya kami dapat mengaplikasikan apa yang dipelajari dalam masa presidensi Indonesia.
Kami juga menyaksikan bahwa seluruh delegasi memiliki komitmen kuat untuk membawa pemberdayaan gender ke tingkat yang terdepan, tanpa memandang latar belakang yang dimiliki.
KOWANI yang merupakan federasi 97 organisasi perempuan di Indonesia yang terbesar dan tertua, dengan sejarah yang panjang dalam usaha pencapaian pemberdayaan perempuan sejak tahun 1928 merasa sangat bangga dapat ikut bergabung.
Seperti tema yang diusung untuk Presidensi G20 Indonesia Recover Together, Recover Stronger, persatuan memang sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan bersama.