BorneoFlash.com, SAMBOJA – Menjadi petani tampaknya bukan lagi profesi yang menarik bagi banyak pemuda masa kini, tapi bagi Zainal Arifin (30 tahun) pandangan seperti itu sudah berlalu. Warga Kampung Kamal ini, yang berada di Kelurahan Sanipah, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,
semula tidak pernah berpikir bakal menjadi petani. Meski lahir di tengah keluarga transmigran yang umumnya petani, dia lebih suka bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta. Namun kini dia terpanggil menjadi petani, karena dia melihat tidak ada regenerasi petani di desanya.
Faktor lain yang mendorongnya untuk bertani adalah pengenalan konsep pemanfaatan teknologi untuk pengembangan pertanian yang ditawarkan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yakni program Petani Maju 4.0. Hal itulah yang membuat Zainal bersama 26 pemuda dari desanya, kini bergiat di bidang pertanian.
Kampung Kamal hanya berjarak 2 kilometer dari salah satu fasilitas produksi di Wilayah Kerja (WK) Mahakam: Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS), yang dioperasikan PHM. Kampung itu sejatinya potensial untuk dijadikan area pertanian, karena di sana terhampar 41 hektare lahan tidur.
Hanya saja, budaya bertani sudah ditinggalkan dan ilmu bercocok tanam sudah dilupakan. Di sisi lain, pengelolaan pertanian secara instan telah membuka potensi kerusakan lingkungan serta ancaman kebakaran lahan bila tidak dikelola dengan baik.PHM menginisasi Program Petani Maju 4.0 sejak 2018 karena perusahaan telah mengidentifikasi berbagai persoalan terkait pengelolaan lahan tersebut. Program ini dimulai dengan membuat pemetaan sosial dan identifikasi wilayah, dilanjutkan dengan mendorong pembentukan kelompok tani.
Kini program sudah bergulir, menurut Suripno, Kepala Divisi Sustainable Development and Societal PHM, fokusnya sudah pada tahapan penguatan dan pengembangan dimana PHM aktif memberikan pelatihan dan pendampingan kader pemuda dan wanita tani.
“Harapannya pada tahun 2022, program Petani Maju 4.0 dapat menjadi rujukan dan wilayah percontohan agrowisata ramah lingkungan di Kutai Kartanegara,” katanya.