BorneoFlash.com, NUSANTARA – Ibu Kota Nusantara (IKN) terus mewujudkan visinya sebagai kota cerdas dengan sistem mobilitas modern dan berkelanjutan. Salah satu proyek yang sempat menarik perhatian, yakni Autonomous Rail Transit (ART) kereta tanpa rel buatan CRRC Qingdao Sifang dari China resmi dikembalikan ke negara asalnya.
Otorita IKN memutuskan langkah ini setelah menilai ART belum mampu beroperasi secara otonom sesuai harapan dalam uji coba proof of concept (PoC) di IKN.
IKN telah menggelar uji coba ART pada Agustus hingga September 2024. Hasilnya, ART tidak memenuhi ekspektasi teknis untuk mendukung ekosistem smart mobility di IKN.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, menyampaikan bahwa pihaknya telah memindahkan armada ART dari area IKN sejak Selasa (29/4/2025) menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan untuk dikirim kembali ke China.
Otorita IKN yang secara resmi meminta CRRC Qingdao Sifang menarik kembali ART. “Kami yang meminta untuk dikembalikan, sesuai hasil PoC, agar teknologinya dapat disempurnakan dan diperbaiki,” jelas Ali. Ia menegaskan, setelah pabrikan menyempurnakan teknologi tersebut, pihaknya membuka peluang untuk uji coba lanjutan yang akan dibahas kemudian.
Meski ART buatan China belum berhasil beroperasi secara otonom, Otorita IKN tetap mempercepat pengembangan sistem transportasi cerdas terintegrasi. Salah satu langkah konkretnya adalah merancang aplikasi Mobility-as-a-Service (MaaS) yang menghadirkan pengalaman transportasi terintegrasi, praktis, dan ramah lingkungan.
“Dengan MaaS, warga IKN dapat memesan berbagai moda transportasi — mulai dari bus listrik, sepeda listrik, hingga rencana urban air mobility — melalui satu platform,” ujar Ali.
MaaS: Solusi Mobilitas Masa Depan IKN
Aplikasi MaaS mengintegrasikan berbagai layanan transportasi, mulai dari informasi rute, pemesanan sesuai permintaan, hingga pengelolaan smart parking. Teknologi ini menjadi bagian dari Nusantara Urban Mobility Masterplan yang menargetkan 80 persen perjalanan di IKN menggunakan transportasi publik atau mobilitas aktif, seperti berjalan kaki dan bersepeda.
Otorita IKN mengalokasikan anggaran sebesar Rp15,4 triliun pada 2025 untuk memperkuat infrastruktur penunjang, seperti sensor IoT, konektivitas 5G, dan lampu lalu lintas pintar (smart traffic lights).
Otorita juga terus mengembangkan teknologi seperti Advanced Traffic and Parking Management System (ATPMS) dan Advanced Public Transportation System (APTS). Sistem ini memungkinkan pengelola lalu lintas memantau kondisi jalan secara real-time dan memantau posisi bus listrik melalui aplikasi seperti MitraDarat.
Selain itu, Otorita IKN bersama Hyundai Motor Group akan menggelar uji coba urban air mobility atau sky taxi sebagai bagian dari visi mobilitas cerdas IKN ke depan. (*)