BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Perayaan Imlek 2573 di Klenteng Guang De Miao yang terletak di Jalan Bukit Niaga No 28, Pasar Baru, Balikpapan menghadirkan sebanyak tiga Barongsai. Tampak warga sekitar memadati lokasi.
Atraksi tarian Barongsai tidak hanya disaksikan warga Tionghoa yang sedang melaksanakan ibadah tetapi juga warga sekitar, mayoritas anak-anak.
Barongsai mempunyai identik dengan Imlek karena menurut kepercayaan leluhur Cina, awal tahun baru adalah masanya para dewa dewi kembali ke kahyangan untuk melapor ke Kaisar Langit.
Ketua Klenteng Guang De Miao Hindro Arie Wijaya mengatakan, masa-masa tersebut dipercaya akan dimanfaatkan oleh roh-roh jahat, untuk membuat kerusakan di dunia. “Orang Cina kuno mengadakan tarian barongsai yang telah diberkati di Klenteng untuk mengusir setan,” jelas Hindro saat ditemui di Klenteng Guang De Miao, Selasa (1/2/2022).
Sebenarnya nama Barongsai merupakan cerminan akulturasi Cina di Indonesia. Kata ‘barong’ berasal dari kesenian boneka Bali yang dimainkan oleh manusia. Sedangkan ‘sai’ dalam bahasa Hokkian berarti singa. Nama asli kesenian ini di Cina adalah ‘wu shi’.
Konon pertama Barongsai atau ‘wu shi’ mulai ada pada masa Dinasti Chin, sekitar abad ke tiga sebelum masehi.
Lanjut Hindro mengatakan, jumlah Jemaah yang datang agak sulit diperhitungkan, pasalnya setelah melaksanakan sembahyang pengunjung lebih memilih pulang.
“Jadi kita sembahyang seperti ini saja, kalau berjamaah enggak. Jadi datang, sembahyang, pulang,” terangnya.
Meski demikian dipastikan pelaksanaan tetap menjalankan Protokol Kesehatan (Prokes) yang telah ditetapkan pemerintah. “Makanya kita lihat. Begitu sudah agak penuh, kita stop. Standby dulu sini, nanti kalau sudah pada pulang. Gantian masuk,” paparnya.