Menteri ESDM Hentikan Sementara Operasi Tambang Nikel di Pulau Gag, PT GAG Nikel Buka Suara

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memutuskan untuk menghentikan sementara operasional tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Foto : Instagram/@bahlillahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memutuskan untuk menghentikan sementara operasional tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Foto : Instagram/@bahlillahadalia

BorneoFlash.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menghentikan sementara operasional tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang dikelola oleh PT GAG Nikel. Menanggapi keputusan ini, PT GAG Nikel langsung memberikan pernyataan resmi.

 

Pelaksana tugas Presiden Direktur PT GAG Nikel, Arya Arditya, menyatakan bahwa perusahaan menghormati dan menerima sepenuhnya keputusan Menteri ESDM, sembari menunggu proses verifikasi lapangan rampung.

 

“Kami memahami pentingnya transparansi dan kepatuhan terhadap seluruh regulasi pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/6/2025).

 

Arya menegaskan bahwa PT GAG Nikel telah mengantongi seluruh izin operasional dan menjalankan kegiatan tambang sesuai prinsip Good Mining Practices. Perusahaan juga siap menyerahkan seluruh dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam proses klarifikasi kepada Kementerian ESDM.

 

Selain itu, Arya menjelaskan bahwa lokasi operasional GAG Nikel berada di luar kawasan konservasi maupun Geopark UNESCO. Izin operasi yang dimiliki termasuk dalam Kawasan Penambangan Raja Ampat sebagaimana tertuang dalam tata ruang daerah.

 

“GAG Nikel juga terus berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengawasi dan memantau kegiatan tambang,” tambahnya.

 

Sejak memperoleh izin operasi produksi pada 2017 dan memulai operasional pada 2018, GAG Nikel telah menjalankan berbagai program keberlanjutan, antara lain:

 

1.Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS): Perusahaan telah merehabilitasi 666,6 hektare DAS sejak 2018 hingga Desember 2024. Dari total tersebut, 231,1 hektare telah tumbuh dan diserahkan, 150 hektare sedang menjalani proses penilaian, dan 285 hektare berada dalam tahap perawatan (P2).

Baca Juga :  Dukung Kesetaraan Gender XL Axiata Ingatkan Pentingnya Keberadaan “Jalur Bakat" Untuk Perempuan 

2.Reklamasi Area Tambang: Hingga April 2025, perusahaan telah mereklamasi 136,72 hektare lahan. Mereka menanam lebih dari 350.000 pohon, termasuk 70.000 pohon endemik dan lokal, untuk mempercepat pemulihan ekosistem.

3.Konservasi Terumbu Karang: GAG Nikel melaksanakan program transplantasi terumbu karang seluas 1.000 m² di pesisir Raja Ampat. Tim internal memantau kondisi terumbu setiap triwulan, sementara Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong melakukan pengawasan tahunan.

4.Pemantauan Kualitas Lingkungan: Selama 2024, perusahaan memantau kualitas udara dan air di sekitar tambang dan memastikan semuanya berada dalam batas aman. Kadar SO₂, NO₂, PM₁₀, dan PM₂.₅ tercatat jauh di bawah ambang batas. Air limbah tambang memiliki pH stabil (7–8), TSS 5–27 mg/L (baku mutu: 200 mg/L), dan kandungan Chromium VI 0,03–0,07 mg/L (maksimal 0,1 mg/L). Tingkat kebisingan di seluruh titik pemantauan tidak melebihi 70 dBA.

 

Arya menyatakan bahwa seluruh upaya tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjalankan eksplorasi dan produksi nikel yang tetap menjaga kelestarian ekosistem serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

 

“Operasi PT GAG Nikel di Raja Ampat membuktikan bahwa kegiatan pertambangan dapat berjalan beriringan dengan upaya konservasi, selama dijalankan dengan tanggung jawab,” pungkas Arya. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.