CSR PT Pertamina EP Sangatta, Berdayakan Petani Madu Kelulut hingga Jadi Pariwisata Edukatif

by -
Editor: Ardiansyah
PEP Sangatta Field membantu kelompok tani membenahi sistem budidaya lebah kelulut di konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur. Foto: HO/PEP Sangatta Field
PEP Sangatta Field membantu kelompok tani membenahi sistem budidaya lebah kelulut di konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur. Foto: HO/PEP Sangatta Field

UMKM Produsen Madu Kelulut, yang berperan sebagai subunit usaha utama, bekerja untuk memproduksi madu kelulut dan bee pollen dan mengolah propolis cair. Kemudian, Eduwisata Budidaya Lebah Kelulut bekerja untuk mengembangkan sektor usaha budidaya ke wisata edukasi budidaya dan melibatkan kelompok rentan menjadi edukator bagi pengunjung.

 

Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste bertugas menyediakan produk-produk kreatif khas Kutai Timur, menginisiasikan instalasi pengolahan air limbah, serta menerapkan konsep produksi yang bertanggung jawab. 

 

Selanjutnya, Depot Energi bertugas mengolah asap cair dan limbah propolis serta baglog sebagai media tanam jamur.

 

Terakhir, Bank Sampah Sederhana Trigona bertugas mengolah seluruh limbah domestik organik menjadi pupuk, memilah limbah anorganik, serta menjadi titik tumpu penerapan konsep usaha yang bertanggung jawab dan peduli lingkungan.

 

Tahun depan, menurut Elis, program ini mampu menjadi mandiri dengan bantuan optimalisasi inovasi keberlanjutan program. Program Prolekta ini hadir untuk membantu petani hutan dalam pengembangan habitat secara masif, pengelolaan potensi lebah yang besar maupun produk yang dihasilkan.

 

Elis menambahkan bahwa program ini memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan berupa pengurangan emisi sebesar 0,15172 ton CO2 eq per tahun, pengolahan 100 kilogram sampah plastik untuk digunakan kembali sebagai media tanam, dan manfaat langsung kepada 25 orang.

 

”Program ini menghasilkan lima jenis ukuran kemasan madu kelulut yaitu 50ml, 100ml, 250ml, 500ml dan 1 liter,” jelasnya. 

 

Selain itu, terdapat sembilan produk turunan olahan madu yaitu kukis jahe, emping madu, kukis kelapa kelulut, susu kurma madu, teh madu kelulut, brownies madu kelulut, pudding madu kelulut, bee pollen, dan stik madu kelulut.

Baca Juga :  Rayakan HUT ke 76 Bhayangkara, LPM Gunung Samarinda Inisiasi Senam Bersama Polsek Utara

 

Dari aspek eduwisata, program ini telah dikunjungi sekitar 1.400 wisatawan per tahun. Hebatnya lagi, Program Prolekta telah mendapatkan dua paten sederhana, yakni paten alat panen madu dan paten alat pengurang kadar air madu. 

PEP Sangatta Field membantu kelompok tani membenahi sistem budidaya lebah kelulut di konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur. Foto: HO/PEP Sangatta Field
PEP Sangatta Field membantu kelompok tani membenahi sistem budidaya lebah kelulut di konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur. Foto: HO/PEP Sangatta Field

Local Hero dan Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn Triyono menekankan bahwa Program Prolekta mengedepankan pariwisata yang edukatif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

 

”Kami senang menerima pengunjung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin belajar terkait koloni lebah. Namun, untuk menjaga agar koloni lebah tersebut tidak stres, kami memiliki sistem untuk menjadwalkan pengunjung yang hadir,” ujarnya.

 

Triyono berharap Program Prolekta dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Pada tahun 2021 program ini turut menghantarkan Kabupaten Kutai Timur menjadi Smart Branding dari Smart City, sebuah penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.