Bahas Fasilitas Bandara SAMS Sepinggan, Komisi III DPRD Balikpapan Gelar RDP dengan Angkasa Pura I 

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Ardiansyah
Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Alwi Al Qadri. Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Alwi Al Qadri. Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, dengan Angkasa Pura I sebagai pihak pengelola Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, berlangsung di Kantor DPRD Balikpapan, pada hari Rabu (03/04/2024).

 

Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri mengatakan, RDP bersama Angkasa Pura membahas fasilitas yang ada di Bandara Internasional SAMS Sepinggan, yang mana bandara ini sempat viral di media sosial.

 

Alwi menyampaikan bandara ini diresmikan Presiden Bambang Susilo Yudhoyono pada tahun 2014 dan menjadi bandara terbaik di Indonesia Timur. “Bandara ini terbaik di Indonesia pada saat itu. Kita sangat bangga,” jelasnya kepada media.

 

Namun, seiring berjalannya waktu bandara ini menjadi berubah salah satunya segi fasilitas yang tersedia seperti tangga eskalator rusak, AC sering tidak nyala dan lainnya. Seharusnya ini diperbaiki, tidak harus sampai menjadi sorotan.

 

Tak hanya itu, berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar juga mengeluhkan kebisingan akibat pesawat landing atau terbang. Arus bandara ini sekarang menjadi lebih padat dengan adanya pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) di provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hampir 99 persen, tamu ke IKN mendarat di Kota Balikpapan. 

 

“Harusnya bandara ini lebih berinovasi dan menjadi lebih baik. Harusnya bandara ini semakin tahun semakin lebih baik bukan malah tidak bagus. Kami minta fasilitas ini ditingkatkan,” sebutnya.

 

Masyarakat juga mengeluhkan, tidak pernah menerima CSR dari Angkasa Pura I. Mengingat, masyarakat terkena dampak adanya bandara, salah satunya kebisingan.

 

Politisi Partai Golkar ini menjelaskan bandara ini  sebagai bandara internasional, akan tetapi pelayanan fasilitas yang tersedia tidak sesuai, salah satu contoh landasan yang dimiliki kecil, masih melayani dua tujuan internasional yaitu singapura dan kuala lumpur.  “Kalau umroh kita masih kalah dengan Makasar. Makasar langsung ke Jeddah,” sebutnya.

Baca Juga :  Ratusan Investor Dalam dan Luar Negeri Hadiri Alki II Zone Investment Forum

 

Tak hanya itu, tampak terlihat bangunan bandara  lama, yang tidak digunakan. Bangunan berada di area pintu masuk, tentunya ini menjadi penilaian yang kurang baik terhadap bangunan yang seperti dibiarkan kosong begitu saja.

 

“Bandara lama tersebut bisa difungsikan di buat terminal. Mungkin satu tahun, dua tahun ini kita belum memerlukan tambahan. Tapi entah tiga tahun dan lima tahun tamu semakin banyak  dengan adanya IKN. Jadi terminal kita bisa ditambah,” ungkapnya.

 

RDP akan berlanjut bulan depan untuk mempertanyakan hal ini kembali. “Bagaimana persiapan, kapan bandara bisa diperpanjang untuk internasional. Jangan hanya cuman bahasa saja bandara internasional tetapi tidak bisa melayani,” tegasnya.

 

Sementara itu, Airport Service Manager Angkasa Pura I, Agustinus mengatakan hasil pembahasan dari RDP ini menjadi masukan dan catatan bagi angkasa Pura I. Tentunya, hal ini akan disampaikan dan diteruskan ke pimpinan. “Nanti akan kami sampaikan pada saat RDP setelah lebaran, seperti apa,” sebutnya.

 

Untuk keluhan CSR dari masyarakat, Agustinus mengakui bahwa Angkasa Pura I mempunyai CSR hanya saja dirinya tidak mengetahui pastinya disalurkan kemana program CSR perusahaan tersebut. “Kami konfirmasi ke bagian CSR dulu,” katanya. (Adv)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.