Messi Menyerah dalam Tekanan Kata Jenius dan Pemenang

oleh -
Lionel Messi menyerah terhadap tekanan yang terus menimpanya secara bertubi-tubi di Barcelona. (JOSE JORDAN / AFP)

BorneoFlash.com – Lionel Messi memutuskan pergi dari Barcelona. Sang megabintang seolah terus tertekan dalam kata ‘jenius’ dan ‘pemenang’ hingga ia memutuskan keluar dari klub yang amat dicintainya.

Sejak Messi mulai dikenal sebagai pemain jenius, ia tidak hanya menunjukkan permainan dan teknik yang luar biasa di lapangan. Ada hal lain yang turut membelenggu Messi, yaitu dirinya dianggap sebagai sosok jenius dan pemenang.

Sebagai orang yang jenius dan pemenang, Messi selalu dituntut dan menuntut dirinya sendiri untuk selalu menang. Total 34 gelar dimenangkan dan dipersembahkan Messi untuk Barcelona.

Catatan 34 gelar jelas sangat impresif. Messi telah memenangkan seluruh kompetisi yang mungkin dimenangkan oleh Barcelona, minimal tiga kali.

Namun seiring waktu berjalan, beban Messi terus bertambah berat. Ban kapten yang melingkar di lengan pemain bernomor punggung 10 itu membuat perannya di Barcelona makin besar.

Bila sebelumnya ia seolah dibiarkan bermain dengan bebas di awal karier bersama Ronaldinho, lalu dimanjakan umpan-umpan Andres Iniesta dan Xavi Hernandez, mendapat dukungan dari Neymar, semua itu sudah hilang sejak Messi jadi kapten Barcelona di 2018.

Sejak itu beban Messi makin berat karena ia harus memikirkan organisasi permainan secara keseluruhan, ikut turun mengorganisasi permainan, hingga tentunya menjadi pemimpin dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internal di luar lapangan.

Beban-beban yang dirasakan Messi di timnas Argentina dan membuatnya belum berhasil membawa negara tersebut juara akhirnya mulai ikut dirasakan olehnya di Barcelona.

Barcelona, taman bermain yang sempat membuat dirinya bebas berlarian kesana kemari kini menjelma jadi tempat yang tak lagi nyaman dan penuh tekanan.

Celaka bagi Messi, situasi di Barcelona makin memperberat bebannya sebagai kapten tim.

Baca Juga :  Dalam Rangka DBON Kaltim, Sekda Lepas 24 Atlet IPSI Tanding ke Samarinda

Barcelona nihil gelar Liga Champions sejak terakhir kali menang pada musim 2014/2015 saat Xavi Hernandez masih ada di tim.

Rekrutan-rekrutan anyar Barcelona yang dibeli dengan harga mahal seperti Ousmane Dembele, Philippe Coutinho, dan Antoine Griezmann tidak memberikan bantuan signifikan yang diharapkan Messi dan Barcelona.

Puncak kekecewaan Messi terjadi di musim ini. Barcelona nihil gelar plus kenangan dibantai Bayern Munchen 2-8 di perempat final Liga Champions. Ini kali pertama Barcelona tanpa gelar sejak 2008.

Selain tanpa gelar, hubungan Messi dengan Barcelona terus memanas. Kegagalan mengembalikan Neymar, perang Messi dengan Eric Abidal terkait pergantian Ernesto Valverde adalah hal-hal yang menyulut kegeraman Messi terhadap situasi pelik yang bertubi-tubi ia hadapi.

Messi akhirnya menyerah. Mengibarkan bendera putih. Meski cara keluar terbilang tak elegan, pergi saat Barcelona sedang dalam krisis, Messi menilai pilihan pergi dari Barcelona adalah yang terbaik.

Messi seolah ingin punya lembaran baru di sisa kariernya. Ia ingin kembali melihat lapangan sepak bola sebagai tempat bermain yang menyenangkan.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.