BorneoFlash.com, SAMARINDA — Sebagai bentuk komitmen terhadap operasi migas yang ramah lingkungan, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur menggelar lokakarya bertajuk “Pengelolaan Ruang Laut dan Kawasan Konservasi Secara Berkelanjutan”.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam membangun kolaborasi guna memperkuat sektor energi nasional, dengan tetap memperhatikan pengelolaan ruang laut yang terpadu dan berkelanjutan.
Lokakarya yang berlangsung pada akhir Februari 2025 di Samarinda ini bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai tata kelola ruang laut dan kawasan pesisir yang selaras antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat setempat.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Ruang Laut DKP Kaltim, Mohamad Ali Aripe, menegaskan pentingnya perlindungan terhadap ekosistem pesisir yang kaya dan unik di Kalimantan Timur.
“Kaltim memiliki potensi sumber daya laut yang luar biasa, dengan ekosistem seperti mangrove, padang lamun, terumbu karang, hingga mamalia laut. Bahkan, spesies langka seperti hiu paus juga ditemukan di wilayah ini,” ujarnya.
Ali menambahkan, pengelolaan ruang laut tidak hanya soal konservasi, tetapi juga integrasi dengan kebutuhan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Oleh karena itu, sinergi antara sektor publik dan industri sangat diperlukan.
Sementara itu, Head of Communication Relations & CID Zona 10 PHKT, Dharma Saputra, menyampaikan bahwa penguatan ketahanan energi nasional memerlukan kerja sama lintas sektor yang erat.
“Keberhasilan pengelolaan sumber daya alam tidak dapat dicapai secara sendiri-sendiri. Industri hulu migas memiliki peran strategis dalam menyediakan energi bagi negeri, namun harus didukung penuh oleh para pemangku kepentingan demi mewujudkan swasembada energi nasional, sesuai amanat Asta Cita Pemerintah Indonesia,” jelasnya.
Dharma menambahkan, lokakarya ini diharapkan mampu menghasilkan solusi strategis dan memperkuat sinergi antara sektor migas dan pihak-pihak terkait dalam menjaga kelestarian lingkungan laut.

“Operasi hulu migas PHKT, khususnya di wilayah offshore, sangat bergantung pada dukungan dan pemahaman bersama. Kegiatan ini akan mendorong strategi bersama yang berorientasi pada keselamatan, kepatuhan, efisiensi, dan keberlanjutan,” tegasnya.
Menurut Dharma, PHKT terus mengadopsi praktik terbaik industri dan inovasi teknologi untuk memastikan proses produksi migas berjalan secara andal, efisien, dan tetap berwawasan lingkungan. Hal ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga keberlanjutan produksi energi dari wilayah Kalimantan. (*)