Dukungan terhadap program ini juga datang dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan. Kepala UPTD TPS Manggar, Muhammad Haryanto, menyampaikan apresiasi tinggi atas langkah aktif yang dilakukan oleh sekolah.
“Pengolahan sampah sisa makanan seperti ini masih sangat jarang. Bila bisa direplikasi di banyak tempat, tentu akan sangat berdampak bagi pengurangan volume sampah ke TPS,” jelasnya.

Menurut Haryanto, budidaya maggot bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Produk hasil maggot seperti pelet, pupuk, dan minyak bisa menjadi sumber pemasukan yang menjanjikan.
Ia pun mendorong agar program serupa bisa dilakukan oleh sekolah lain, rumah tangga, dan kelompok masyarakat sebagai bentuk penyelesaian sampah dari sumbernya. “Kalau sampah sudah selesai di sumbernya, itu jauh lebih efektif dan efisien,” tegasnya.

Inovasi Rumah Maggot di SIT Istiqamah menjadi contoh konkret bahwa solusi lingkungan tidak harus datang dari skala besar. Perubahan nyata bisa dimulai dari komunitas kecil yang peduli dan mau bergerak.