BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Sineas Muda Balikpapan, Aqila Nayyara Zake Anwar, atau yang akrab disapa Aqila, kembali menunjukkan konsistensinya dalam dunia perfilman dengan meluncurkan film dokumenter ketiganya yang berjudul A Forest City.
Film pendek ini diproduksi oleh Teras Karya Anwar Sadat dan mengangkat tema penting tentang Ibu Kota Negara (IKN) yang akan dibangun di Kalimantan Timur (Kaltim).
Lewat film ini, Aqila memperkenalkan IKN serta keberadaan suku-suku asli yang menetap di wilayah tersebut. Film ini menjadi sarana edukasi bagi teman-teman seusianya agar lebih mengenal daerah mereka dan pentingnya menjaga budaya lokal.
“Harapan Qila lewat film ini agar teman-teman seusia Qila terus belajar, berkarya, dan saling mengedukasi. Kayak film Kunang-Kunang yang menceritakan tentang Qila yang rindu orang tua karena tidak memiliki keduanya,” ujar Aqila.
Dari tiga film yang telah dibuatnya yakni Magical of Nusantara, Kunang-Kunang dan A Forest City. Film yang paling menantang baginya adalah A Forest City. Proses syuting dilakukan di bawah terik matahari dan dilakukan berulang kali demi mendapatkan hasil terbaik.
Meski masih berstatus pelajar, Aqila mampu membagi waktunya antara pendidikan dan aktivitas kreatifnya di dunia film. “Awalnya cuma coba-coba, tapi ternyata tertarik dan terus ingin belajar lagi,” ujarnya.
Pendiri Teras Karya, Anwar Sadat, menyatakan bahwa inisiatif ini dimulai dari Balikpapan sebagai bentuk upaya menciptakan wadah kreatif bagi talenta muda, khususnya di bidang film dan musik.
“Kita ingin kolaborasi dengan seniman lintas bidang. Nantinya akan dibentuk grup kreatif sebagai wadah, dan kami juga berharap pemerintah memberi peran penting dalam pengembangan talenta lokal,” jelas Anwar.
Hingga saat ini, Teras Karya telah memproduksi tiga film dan sedang merencanakan film keempat bertema Mangrove. Film ini diharapkan dapat membawa pesan penting tentang pelestarian lingkungan, tidak hanya bagi lokal tetapi juga dunia internasional.

Selain itu, pada bulan September mendatang, pihaknya berencana mengangkat budaya Erau dari Kutai Kartanegara ke layar lebar. Mereka berharap mendapat restu dari Sultan dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengabadikan proses budaya yang berlangsung selama tujuh hari tersebut.
Ke depan, Anwar berharap aqila juga menyatakan keinginannya untuk mengeksplorasi genre lain, termasuk film komedi, sebagai tantangan baru dalam berkarya.
“Qila bisa coba film komedi juga, kolaborasi sama teman-teman yang suka bikin film lucu,” ujarnya penuh semangat.