Yessy Gusman Dorong Hadirnya Kurator Film dan Dukungan Bagi Sineas Muda

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Ardiansyah
Aktris senior Yessy Gusman, saat ngobrol santai tentang perfilman balikpapan dan anak muda di industri kreatif, di Cafe Bang Hotman Balikpapan, pada hari Kamis Malam (15/5/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
Aktris senior Yessy Gusman, saat ngobrol santai tentang perfilman balikpapan dan anak muda di industri kreatif, di Cafe Bang Hotman Balikpapan, pada hari Kamis Malam (15/5/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pentingnya peran kurator dalam industri perfilman Indonesia. Di tengah banyaknya pilihan film yang bermunculan saat ini, tidak semua menghadirkan nilai-nilai karakter yang baik, terutama bagi generasi muda. Itulah yang menjadi sorotan Aktris senior Yessy Gusman.

 

“Kita punya anak-anak bangsa yang harus dijaga. Saya rasa perlu ada kurator yang menilai film sebelum ditayangkan, agar nilai-nilainya tetap sesuai dengan budaya kita. Saya khawatir kalau film-film yang diproduksi tanpa seleksi justru membawa pesan yang tidak sesuai, apalagi kalau ditiru dari luar seperti di Netflix,” ungkap Yessy Gusman saat ngobrol santai tentang perfilman balikpapan dan anak muda di industri kreatif, di Cafe Bang Hotman Balikpapan, pada hari Kamis Malam (15/5/2025).

 

Selain itu, Yessy juga menyoroti tantangan yang dihadapi sineas muda, terutama soal keterbatasan anggaran. Menurutnya, banyak anak muda yang memiliki potensi besar dalam dunia film, namun terkendala pada pendanaan produksi.

 

“Anak-anak muda ini punya bakat, punya ide bagus, tapi terbentur di biaya. Padahal kalau diberi kesempatan dan dukungan, film mereka bisa sangat bermutu,” tambahnya.

 

Ia juga menilai bahwa perfilman daerah seperti di Balikpapan, Kalimantan Timur, memiliki potensi besar karena kekayaan budaya yang dimiliki. Menurutnya, kisah-kisah lokal seperti kehidupan petani ladang, kehidupan sungai, dan hutan bisa menjadi warna tersendiri di tengah dominasi film-film modern.

 

“Saya ingin melihat film tentang kehidupan kita sendiri. Kita tidak perlu bersaing dengan film luar. Cukup tampilkan nilai-nilai yang mengena. Kalau anak-anak suka horor atau komedi, silakan, tapi buat dengan kualitas dan tetap ada pesan di dalamnya,” jelas Yesy.

Baca Juga :  Putuskan Keluar dari AMSI, 15 Media Massa Sampaikan Terima Kasih atas Kebersamaan Yang Terjalin Selama Ini

 

Yessy juga mengapresiasi karya sineas muda Balikpapan seperti Aqila Nayyara yang sudah menghasilkan beberapa film pendek. Ia menilai Aqila beruntung karena mendapat dukungan penuh dari keluarga. Namun, tidak semua anak muda memiliki privilese yang sama.

Ngobrol santai tentang perfilman balikpapan dan anak muda di industri kreatif, di Cafe Bang Hotman Balikpapan, pada hari Kamis Malam (15/5/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
Ngobrol santai tentang perfilman balikpapan dan anak muda di industri kreatif, di Cafe Bang Hotman Balikpapan, pada hari Kamis Malam (15/5/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

“Saya berharap ada wadah khusus untuk anak muda lain yang juga ingin berkarya, karena membuat film itu proses belajar. Makin sering berkarya, makin matang hasilnya. Saya penasaran lima tahun lagi akan seperti apa karya Aqila. Semua tergantung jam terbang,” ujarnya.

 

Ia juga menyebut bahwa pasar film saat ini memang banyak didominasi genre horor, namun tetap ada peluang besar bagi film berkualitas dengan pesan yang kuat. Yessy menekankan pentingnya dukungan dan masukan bagi sineas muda untuk terus menghasilkan cerita-cerita yang kuat dan relevan.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.