Penangkapan Paulus Tannos: Kunci Pembongkaran Skandal e-KTP yang Melibatkan Nama Besar

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Mantan Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap. Foto: Antara/Benardy Ferdiansyah
Mantan Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap. Foto: Antara/Benardy Ferdiansyah

BorneoFlash.com, JAKARTA – Yudi Purnomo Harahap, mantan Penyidik KPK, yakin bahwa penangkapan buronan e-KTP, Paulus Tannos, akan mempercepat penyelesaian kasus yang masih ditangani KPK.

 

“Ini perkembangan baik untuk penuntasan kasus e-KTP yang melibatkan banyak tersangka dari birokrasi, politisi, dan pengusaha,” ujar Yudi, Sabtu (25/1/2025).

 

Yudi menyebut Tannos sebagai saksi kunci yang dapat mengungkap fakta baru, termasuk keterlibatan nama besar yang belum terjerat hukum.

 

Ia juga menyoroti persidangan sebelumnya yang menyebut Puan Maharani, Pramono Anung, dan Ganjar Pranowo menerima aliran dana dari proyek e-KTP.

 

“Dengan penangkapan Tannos, kami berharap ini membuka kotak Pandora untuk penyelesaian kasus e-KTP karena banyak pihak diduga terlibat,” jelas Yudi.

 

Pada 2018, Setya Novanto mengaku mendengar bahwa Puan dan Pramono menerima 500.000 dolar AS dari pengusaha Made Oka Masagung dan Andi Narogong.

 

Puan dan Pramono membantah tudingan tersebut. Pramono menegaskan, “Ini semua tuduhan terhadap orang lain, saya tidak ingat,” ujarnya.

 

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai Setya Novanto berusaha memperoleh status justice collaborator untuk meringankan hukumannya.

 

Di persidangan lain, M. Nazaruddin mengaku melihat Ganjar Pranowo, Jafar Hafsah, dan Chairuman Harahap menerima uang dari proyek e-KTP. Ganjar sempat menolak, namun meminta 500.000 dolar AS, menurut Nazaruddin. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.