BorneoFlash.com, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebut banyak pihak khawatir Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) rawan korupsi. “Semua orang paling takut anggaran disalahgunakan,” ujarnya pada Senin (2/6/2025), melalui kanal YouTube BGN.
Untuk mencegah hal itu, BGN menghentikan sistem reimburse sejak Mei 2025. Sebelumnya, mitra MBG menggunakan dana pribadi dan menunggu penggantian 10–15 hari kemudian.
Dadan menilai sistem ini membuka peluang mitra menentukan harga sepihak dan mengatur proses pembelian. “Karena mereka memakai uang sendiri, beberapa mitra semena-mena dalam menentukan harga,” katanya.
Kini, BGN hanya mengizinkan kegiatan jika mitra sudah menerima virtual account dan KPPN telah menyalurkan uang muka untuk 10 hari kegiatan. “Kami memastikan mitra menjalankan program dengan dana dari BGN, bukan uang pribadi,” tegas Dadan.
BGN memperketat pengawasan sejak awal. Dua petugas memantau seluruh transaksi dalam virtual account. BGN juga mewajibkan mitra mencantumkan referensi harga pasar untuk setiap pembelian agar petugas mudah mendeteksi mark-up atau potongan liar.
“Kalau satuan pelayanan menaikkan harga atau memotong anggaran, kami bisa langsung mendeteksinya dari pusat,” ujarnya.
Dadan menegaskan bahwa sistem baru ini menutup celah bagi pihak yang biasa meminta “jatah”. BGN hanya menetapkan insentif sebagai komponen tetap, sedangkan biaya bahan baku dan operasional mengikuti harga pasar. “Dengan sistem ini, kami memperkecil peluang penyimpangan anggaran,” pungkasnya. (*)