“Transfer pengetahuan yang dilakukan terdiri dari beberapa aspek seperti technology capabilities, infrastructure capabilities, dan market-interface capabilities,” jelas Ade.
Hal tersebut mencakup perancangan mesin pemintal, perakitan mesin pemintal tali, pendaftaran hak paten, pelatihan pencatatan keuangan digital, pelatihan kesiagaan bencana, pendampingan pembuatan SOP hingga pelatihan branding dan pemasaran.
Program ini, menurut Ade, sejalan dengan upaya dan kebijakan Pertamina dalam pengurangan emisi dan pengelolaan perubahan iklim dalam mendukung keberlanjutan (sustainability) bisnis, sosial dan lingkungan.
Sementara itu, Head of Communication & CID Zona 9 Elis Fauziyah menerangkan bahwa Program Balanipa sejauh ini telah mengolah 81 ton limbah tali dan memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 419,58 ton CO2 eq per tahun.
Program ini, lanjut Elis, sudah memproduksi 450 rol tali dengan omzet Rp168 juta per bulan. KUBE Balanipa saat ini memiliki 15 anggota.

“Berkat upaya yang konsisten dan manfaat yang dihasilkan, Program Balanipa ini berhasil menyabet sejumlah penghargaan di tingkat regional dan nasional., di antaranya penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2021 dengan capaian SDGs 12.5; penghargaan Gold Kukar CSR Award 2023 untuk subkategori Biosphere; serta penghargaan Gold ISRA Awards 2024 untuk kategori Economic Empowerment,” ungkapnya.
Menurut Elis, Program Balanipa juga berkontribusi terhadap upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender (Gender Equality), Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth), serta Tujuan 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production). (*)